بسم الله الرحمن الرحيم
SEJARAH MUSHAF AL-QUR'AN CETAK DI INDONESIA
Melalui akun
YouTube Lajnah Kemenag, Kementerian Agama menjelaskan sejarah pencetakan mushaf
Al Quran di Indonesia.Sejarah ini dirangkum dari hasil penelitian Tim Peneliti
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kemenag.
"Indonesia
adalah negara yang sangat kaya dengan manuskrip Al Quran. Penyalinannya
terbentang sepanjang kepulauan Indonesia dari Aceh hingga Maluku. Penyalinan
berlangsung sejak abad ke-17 hingga akhir abad ke-19. Penulisan manuskrip
kemudian berakhir saat itu," demikian dijelaskan dalam akun YouTube
tersebut.
Di pertengahan
abad ke-19 tekhnologi cetak naskah keagamaan merambah di nusantara, masa ini
merupakan masa peralihan dari penyalinan naskah secara manual menggunakan
tekhnik litografi, atau cetak batu. pada pertengahan abad inilah, lebih
tepatnya pada tahun 1848 selesai diproduksi mushaf cetak batu di wilayah
palembang. mushaf ini dapat kita jumpai di Museum Sultan badaruddin II,
Palembang. dan juga dapat dijumpai di wilayah cirebon, tepatnya di Mesjid Dog
Jumeneg.
Dalam
penjelasan selanjutnya dikatakan, pada akhir abad 19 beredar sejumlah mushaf
dari luar negeri. Mushaf tersebut antara lain berasal dari Bombay di India,
Singapura, Turki, dan Mesir. Mushaf yang paling banyak beredar adalah yang
berasal dari India dan Singapura.
BACA JUGA : PAHALA YANG LUAR BIASA
Cetakan India bisa dijumpai di beberapa daerah misal Palembang, Demak, Madura, Bima, Malaysia, dan Filipina. Sedangkan mushaf Singapura dapat dilihat di Palembang, Jakarta, Cirebon, Surakarta, Bali, Palu, dan Maluku. Di awal abad 20 mulai muncul generasi percetakan modern mushaf Al Quran.
Mushaf yang
diterbitkan ternyata semuanya menggunakan yang berasal dari Bombay, India.
Mushaf tersebut ditahsin para ulama yang memang kompeten di bidangnya yaitu KH
Muhammad Usman, KH Ahmad Badawi, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, dan Haji Abdul
Malik.
"Praktis
muslim Indonesia pada awal abad 20 hingga pertengahan banyak menggunakan mushaf
model Bombay, India. Karena itulah mukernas ulama Al Quran menjadikan mushaf
cetakan tahun 1960-an sebagai sandaran merumuskan mushaf standar
Indonesia," jelas Lajnah Kemenag.
Mushaf asal
Bombay India memiliki karakter yang khas. Karakter tersebut adalah khat yang
tebal, syakl, dan dhabt yang berbeda dari mushaf Saudi. Ciri lain adalah tanda
wakaf yang lebih banyak ketimbang mushaf Saudi. Khat adalah seni menulis
sedangkan syakl dan dhabt adalah ilmu terkait tanda baca atau harakat dalam Al
Quran.
LINK YOUTUBE ; https://www.youtube.com/watch?v=mTmULwaqmhk
No comments:
Post a Comment