بسم الله الرحمن الرحيم
KETERANGAN DAN DALIL MENGIRINGI
KEBURUKAN DENGAN KEBAIKAN
Penjelasan tentang
Mengiringi keburukan-keburukan atau kejahatan-kejatahan yang telah lalu adalah merupakan
cabang lain dari menyempurnakan atau memperkuat taubat. Juga yang dimaksud
dengan mengiringi keburukan-keburukan atau kejahatan-kejahatan dengan kebaikan
adalah melakukan perbuatan buruk/jahat tanpa sengaja, dan dosa perbuatan buruk
tersebut akan terhapus dengan perbuatan baik.
Adapun hadits
tentang mengiringi perbuatan dengan perbuatan baik adalah sebagai berikut :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم اتق الله حيثما كنت
وأتبع السيئة الحسنة وخالق الناس بخلق حسن
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Bertaqwalah engkau kepada Allah di mana saja berada, iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, dan bergaullah
terhadap manusia dengan akhlaq yang baik."
(Sunan
Darimi, 2671)
Mengiringi
perbuatan buruk dengan perbuatan baik juga merupakan satu amalan yang dapat
mendekatkan manusia kepada surga, sekaligus menjauhkan manusia dari neraka. Nabi
ﷺ bersabda :
عن أبى ذر الغفارى رضي الله تعالى عنه أنه قال : قلت
يارسول الله, علمنى عملا يقربنى إلى الجنة ويباعدنى من النار. قال : إذا عملت سيئة
فأتبعها حسنة. قال : قلت أمن الحسنات قول لا اله إلا الله؟ قال : نعم, هي أحسن
الحسنات.
“dari Abu
Dzar Al Ghifariy bahwasanya dia berkata : aku berkata : wahai Rasulallah,
ajarkanlah kepada saya suatu amalan yang dapat mendekatkan diri saya ke surga
dan dapat menjauhkan diri saya dari neraka!. Nabi ﷺ bersabda : apabila
kamu berbuat keburukan, maka iringilah perbuatan buruk itu dengan berbuat
kebaikan!. Abu Dzar berkata : apakah termasuk perbuatan kebaikan mengucapkan ‘لا اله إلا الله’? Nabi ﷺ bersabda : ya, ucapan
tersebut adalah sebaik-baik amal kebaikan.”
Sejalan dengan hadits
di atas, mengucapkan / berdzikir ‘لا اله إلا الله’
adalah sebaik-baik ucapan/dzikir.
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول أفضل الذكر
لا إله إلا الله وأفضل الدعاء الحمد لله
“Saya mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik dzikir
adalah ‘لا إله إلا الله’ (Tidak
ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah) dan sebaik-baik doa adalah ‘الحمد
لله’ (Segala puji bagi
Allah)."
(Sunan Tirmidzi dari
Jabir bin Abdullah, 3305)
KISAH SEORANG LELAKI DAN
TUJUH BATU
Selaras dengan
hadits-hadits di atas, ada suatu kisah.
Yaitu, seorang lelaki
pernah wuquf di ‘Arofah dan di tangannya terdapat tujuh batu. Lalu ia berkata
kepada batu-batu tersebut : kalian bersaksilah untuk diri saya di hadapan Tuhan
kita Allah, dengan persaksian bahwa saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah
dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.
Kemudian, lelaki itu
tertidur. Ia melihat di dalam tidur (bermimpi), sebagaimana yang biasa dilihat
orang tidur. Ia melihat seakan-akan kiamat sungguh telah terjadi dah ia sedang
dihisab. Lalu dipastikan baginya untuk masuk ke dalam neraka, maka para
Malaikat menangkapnya dan menggiringnya ke neraka.
Tatkala para malaikat
pergi membawa lelaki itu ke pintu neraka, tiba-tiba satu batu dari batu-batu
tersebut melontarkan dirinya ke depan pintu neraka. Berkumpul para Malaikat
penyiksa untuk mengangkat batu tersebut, namun mereka tidak sanggup mengangkut
batu tersebut.
Kemudian, para
Malaikat menggiring lelaki itu ke pintu neraka yang lain, dan ternyata di depan
pintu itu telah ada satu batu dari tujuh buah batu-batu tersebut. Begitu seterusnya,
batu-batu itu menutup setiap pintu neraka. Dan para Malaikat tidak sanggup
untuk mengangkutnya.
Lalu, Malaikat pun
menggiring lelaki itu ke bawah ‘Arsy, dan malaikat berkata : Wahai Tuhanku,
Engkau lebih mengetahui tentang persoalan hamba-Mu ini. Dan sesungguhnya kami
tidak dapat menemukan untuk lelaki ini, satu jalanpun menuju neraka.
Maka berfirman Allah Tabarak
wa Ta’ala : wahai hamba-KU, telah bersaksi batu-batu tersebut bahwa engkau
bersaksi “bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”.
Maka, batu-batu tersebut tidak menyia-nyiakan hakmu. Maka, bagaimana Aku akan
menyia-nyiakan hakmu? Sementara Aku adalah Zat yang Maha Menyaksikan terhadap
persaksianmu itu.
Maka berfirman Allah :
hai para Malaikat! Kalian masukkan lelaki tersebut ke dalam surga.
Tatkala lelaki itu
telah dekat ke pintu surga, maka tiba-tiba pintu-pintu surga itu tertutup. Lalu
datanglah ucapan persaksian ‘لا اله إلا الله’.
Dan terbukalah pintu-pintu surga itu seluruhnya, dan masuklah lelaki itu ke
surga.
TEMPAT ORANG YANG
TIDAK MENGUCAPKAN ‘لا اله الا الله, محمد رسول الله’
Dihikayatkan dari
seorang zuhud, ia bercerita.
Pernah Nabi Musa as
bermunajat kepada Tuhannya. Lalu beliau bersabda : wahai Tuhanku, engkau telah
menciptakan makhluk. Dan Engkau telah memelihara mereka dengan memberikan
nikmat-Mu dan rezeki-Mu. Kemudian, mengapa Engkau menempatkan mereka pada hari
kiamat di neraka-Mu?
Maka Allah Ta’ala mewahyukan
kepada Nabi Musa as : hai Musa, bangkitlah! Lalu, tanamlah benih tanaman!.
Lalu, nabi Musa as
menanam benih tanaman, dan beliau menyiramnya dan beliau memelihara tanaman
tersebut. Hingga beliau memanennya dan beliau memilah-milahnya.
Lalu Allah berfirman
kepada Nabi Musa as : apa yang kamu perbuat dengan tanamanmu, hai Musa?
Nabi Musa as bersabda
: sungguh saya telah memanennya.
Allah berfirman : lalu
apa yang kamu tinggalkan sedikit dari tanaman itu?
Nabi Musa bersabda :
wahai Tuhanku, tidak ada yang saya tinggalkan, kecuali tanaman yang tidak ada
kebaikan padanya.
Allah berfirman : hai
Musa, maka sesungguhnya Aku akan memasukkan ke neraka orang yang tidak ada
kebaikan pada dirinya.
Nabi Musa bersabda :
siapa orang-orang itu?
Allah berfirman :
orang yang menahan diri dari mengucapkan ‘لا اله الا
الله, محمد رسول الله’.
KESIMPULAN
Ketahuialah, syahadat
atau persaksian kita bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah
utusan Allah merupakan ijazah kita untuk memasuki surga-Nya Allah. Dan karenanya,
janganlah kita meninggalkan dunia ini dengan kekafiran. Janganlah kita mati
kecuali dalam keadaan islam.
والله أعلم
No comments:
Post a Comment