سورة البقرة
مدنية مائتان وست او سبع وثمانون آية
Termasuk surah
madaniyah (surah yang diturunkan setelah hijrahnya nabi), berjumlah 286 atau
287 ayat.
بسم الله الرحمن الرحيم
26. ونزل ردا لقول اليهود لما ضرب الله المثل بالذباب فى قوله (وإن يسلبهم الذباب شيئا) والعنكبوت فى قوله (كمثل العنكبوت) ما اراد الله بذكر هذه الأشياء الخسيسة فأنزل الله ﴿إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَسۡتَحۡيِۦٓ أَن يَضۡرِبَ﴾ يجعل ﴿مَثَلٗا﴾ مهعول أول ﴿مَّا﴾ نكرة موصوفة بما بعدها مفعول ثان أي مثل كان أو زائدة ليأكيد الخسة فما بعدها المفعول الثانى ﴿بَعُوضَةٗ﴾ مفرد البعوض وهو صغار البق ﴿فَمَا فَوۡقَهَاۚ﴾ أي أكبر منها أي لايترك بيانه لما فيه من الحكم ﴿فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ﴾ أي المثل ﴿ٱلۡحَقُّ﴾ الثابت الواقع موقعه ﴿مِن رَّبِّهِمۡۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلٗاۘ﴾ تمييز أي بهذا المثل, وما استفهام إنكار مبتدأ, وذا بمعنى الذي بصلته خبره اي : اي فائدة فيه قال تعالى فى جوابهم ﴿يُضِلُّ بِهِۦ﴾ أي بهذا المثل ﴿كَثِيرٗا﴾ عن الحق لكفرهم به ﴿وَيَهۡدِي بِهِۦ كَثِيرٗاۚ﴾ من المؤمنين لتصديقهم به ﴿وَمَا يُضِلُّ بِهِۦٓ إِلَّا ٱلۡفَٰسِقِينَ﴾ الخارجين عن طاعته
Untuk menolah perkataan orang yahudi yang mengatakan
: “apa maksud Allah menyebutkan barang-barang hina ini?”. Ketika Allah membuat
perbandingan pada lalat dalam firmannya : “dan sekiranya lalat mengambil
sesuatu dari mereka” dan pada laba-laba pada firmannya : “seperti laba-laba”,
maka Allah menurunkan firmannya ; ﴿إِنَّ ٱللَّهَ لَا
يَسۡتَحۡيِۦٓ أَن يَضۡرِبَ﴾sesungguhnya Allah tidak segan membuat atau
mengambil ﴿مَثَلٗا﴾ perbandingan. Sebagai objek pertama,
sedangkan ﴿مَّا﴾ apa
juga, kata penyerta yang diberi keterangan dengan kata-kata yang di belakangnya
menjadi objek kedua hingga berarti contoh perbandingan apa pun juga. Atau dapat
juga sebagai tambahan untuk memperkuat kehinaan, sedangkankan kata-kata di
belakangnya menjadi objek kedua, ﴿بَعُوضَة﴾ seekor nyamuk, yakni serangga kecil, ﴿فَمَا
فَوۡقَهَاۚ﴾ atau yang lebih dari itu, artinya
yang lebih besar dari itu. maksudnya Allah tak hendak mengabaikan hal-hal
tersebut, karena mengandung hukum yang perlu diterangkan. ﴿فَأَمَّا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ﴾ Adapun
orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa ia / perumpamaan di atas
adalah ﴿ٱلۡحَقُّ﴾ benar,
tepat dan cocok dengan situasinya,
﴿مِن
رَّبِّهِمۡۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلٗاۘ﴾ dari tuhan mereka, tetapi orang-orang
kafir mengatakan, “apa maksud Allah menjadikan ini sebagai perumpamaan?”. Kata ‘matsalan’
menjadi tamyiz berarti dengan perumpamaan ini. Kata ‘ma’ yang berarti ‘apakah’
merupakan kata-kata pertanyaan disertai kecaman dan berfungsi sebagai subjek. Sedangkan
‘dza’ berarti yang berikut shilahnya atau kata-kata pelengkapnya menjadi
prediket, hingga maksdnya adalah ‘apa gunanya?’. sebagai jawaban terhadap
mereka, Allah berfirman: ﴿يُضِلُّ بِهِۦ﴾ Allah menyesatkan mereka dengannya, perumpamaan itu, ﴿وَيَهۡدِي
بِهِۦ كَثِيرٗاۚ﴾﴿كَثِيرٗا﴾banyak
pula yang diberi petunjuk, yaitu dari golongan orang-orang beriman disebabkan
mereka membenarkan dan mempercayai, ﴿وَمَا يُضِلُّ
بِهِۦٓ إِلَّا ٱلۡفَٰسِقِينَ﴾ tetapi yang
disesatkan itu hanyalah orang-orang fasiq, yakni yang menyimpang dan tidak ta’at
kepada-Nya.
27. ﴿ٱلَّذِينَ﴾
نعت ﴿يَنقُضُونَ
عَهۡدَ ٱللَّهِ﴾ ماعهده إليهم فى الكتب من الإيمان
بمحمد ﷺ ﴿مِنۢ
بَعۡدِ مِيثَٰقِهِۦ﴾ توكيده عليهم
﴿وَيَقۡطَعُونَ مَآ
أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ﴾ من الإيمان بالنبي
والرحم وغير ذلك وأن بدل من ضمير به ﴿وَيُفۡسِدُونَ
فِي ٱلۡأَرۡضِۚ﴾ بالمعاصى والتعويق عن الإيمان
﴿أُوْلَٰٓئِكَ﴾
الموصوفون بما ذكر ﴿هُمُ
ٱلۡخَٰسِرُونَ﴾ لمصيرهم إلى النار المؤبدة عليهم.
﴿ٱلَّذِينَ﴾
Orang-orang
yang, menjadi sifat. ﴿يَنقُضُونَ عَهۡدَ
ٱللَّهِ﴾ Melanggar janji Allah, yakni
melanggar kewajiban yang ditugaskan kepada mereka dalam kitab-kitab suci berupa
keimanan kepada Muhammad saw. ﴿مِنۢ بَعۡدِ
مِيثَٰقِهِۦ﴾ Setelah teguhnya perjanjian itu, ﴿وَيَقۡطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ﴾ dan mereka memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk
disambung, yakni memutuskan silaturrahim dengan Nabi saw dan tidak beriman
serta lain-lain. Kata ‘an’ menjadi kata ganti dari ‘dengannya’, ﴿وَيُفۡسِدُونَ
فِي ٱلۡأَرۡضِۚ﴾ dan mereka membuat
kerusakan di muka bumi dengan melakukan maksiat serta menyimpang dari keimanan.
﴿أُوْلَٰٓئِكَ﴾ Merekalah
orang-orang yang memiliki sifat seperti yang dilukiskan itu, ﴿هُمُ
ٱلۡخَٰسِرُونَ﴾ yaitu orang-orang
yang rugi karena mereka dimasukkan ke dalam neraka selama-lamanya.
28. ﴿كَيۡفَ
تَكۡفُرُونَ﴾ يا أهل مكة
﴿بِٱللَّهِ وَ﴾
قد ﴿كُنتُمۡ أَمۡوَٰتٗا﴾
نطفا فى الأصلاب ﴿فَأَحۡيَٰكُمۡۖ﴾
فى الأرحام والدنيا بنفيخ الروح فيكم, والاستفهام للتعجيب من كفرهم مع قيام
البرهان او للتوبيخ ﴿ثُمَّ
يُمِيتُكُمۡ﴾ عند انتهاء آجالكم
﴿ثُمَّ يُحۡيِيكُمۡ﴾
بالبعث ﴿ثُمَّ
إِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ﴾ تردون بعد البعث فيجازيكم بأعمالكم.
وقال دليلا على البعث لما أنكروه :
﴿كَيۡفَ تَكۡفُرُونَ﴾
Mengapa
kamu kafir, wahai penduduk Mekah? ﴿بِٱللَّهِ وَ﴾ Kepada Allah, padahal sesungguhnya, ﴿كُنتُمۡ
أَمۡوَٰتٗا﴾
tadinya
kamu mati yakni ketika masih menjadi mani dalam tulang sulbi ayahmu, ﴿فَأَحۡيَٰكُمۡۖ﴾ lalu kamu
dihidupkan-Nya dalam rahim ibumu dan di dunia dengan jalan meniupkan ruh pada
tubuhmu. Kalimat pertanyaan di sini diartikan sebagai keheranan atas kekafiran
mereka, padahal bukti-bukti telah cukup. Atau sebagai hinaan dan kecaman
terhadap mereka.
﴿ثُمَّ يُمِيتُكُمۡ﴾
Kemudian
kalian dimatikan-Nya ketika sampainya ajalmu, ﴿ثُمَّ
يُحۡيِيكُمۡ﴾ lalu dihidupkannya kembali pada
saat hari berbangkit. ﴿ثُمَّ إِلَيۡهِ
تُرۡجَعُونَ﴾ Kemudian kamu dikembalikan
kepada-Nya, yakni setelah berbangkit itu lalu dibalas-Nya amal perbuatanmu. Sebagai
alasan orang yang mengingkari, Allah berfirman :
29. ﴿هُوَ ٱلَّذِي
خَلَقَ لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ﴾ أي الأرض وما فيها
﴿جَمِيعٗا﴾
لتنتفعوا به وتعتبروا ﴿ثُمَّ
ٱسۡتَوَىٰٓ﴾ بعد خلق الأرض أي قصد
﴿إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ﴾
الضمير يرجع إلى السماء لأنها فى معنى الجملة الآيلة إليه : أي صيرها كما فى آية
أخرى (فقضاهن) ﴿سَبۡعَ
سَمَٰوَٰتٖۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ﴾
مجملا ومفصلا أفلا تعتبرون أن القادر على خلق ذلك ابتداء وهو أعظم منكم قادر على
إعادتكم.
﴿هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ﴾ Dia lah Allah yang telah menciptakan
bagimu segala yang terdapat di muka bumi, yaitu menciptakan bumi beserta
isinya, ﴿جَمِيعٗا﴾ ke semuanya agar kamu memperoleh
manfaat dan mengambil I’tibar. ﴿ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ﴾ Kemudian dia sengaja menciptakan, yakni setelah
menciptakan bumi, Allah bermaksud menciptakan langit, ﴿إِلَى
ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ﴾ maka dijadikannya
langit itu. kata ‘hunna’ sebagai kata ganti benda yang dimaksud adalah langit. Maksudnya
adalah dijadikan-Nya, sebagaimana didapati pada ayat-ayat lain, ‘faqodhohunna’,
﴿سَبۡعَ
سَمَٰوَٰتٖۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ﴾ yang berarti maka ditetapkan-Nya mereka
tujuh langit dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Dikemukakan secara
ringkas dan terinci, yang artinya “Allah mampu menciptakan semua itu, dan Allah
lebih besar dan hebat daripada kamu, maka Allah mampu juga menghidupkan kamu
kembali”.
والله أعلم
No comments:
Post a Comment