بسم الله الرحمن الرحيم
JENAZAH DIBUANG KE TEMPAT SAMPAH
Bahwa seorang lelaki
meninggal dunia di zaman Nabi Musa a.s.
Namun,
orang-orang tidak suka untuk memandikan jenazah tersebut dan menguburkannya
karena kefasikan orang itu. lalu mereka memegang kaki jenazah itu dan
melemparkannya ke tempat pembuangan sampah.
Kemudian, Allah
mewahyukan kepada Nabi Musa a.s dan berfirman : “hai Musa, telah wafat seorang
lelaki di tempat fulan yang ada di tempat pembuangan sampah, padahal ia adalah
seorang wali di antara wali-Ku. Namun mereka masyarakat tidak mau memandikannya
dan tidak mau mengkafaninya dan tidak mau menguburkannya. Maka pergilah kamu! Lalu
kamu mandikanlah ia dan kafanilah ia dan shalatkanlah jenazahnya dan
kuburkanlah ia!”.
Lalu datanglah
nabi Musa as ke tempat itu dan bertanya kepada masyarakat tentang jenazat
tersebut. Lalu mereka berkata kepada nabi Musa as : “telah meninggal dunia
seorang lelaki dengan sifat seperti ini dan seperti itu. dan bahwasanya lelaki
itu sebagai orang yang fasiq secara terang-terangan.
Nabi Musa
bersabda : “maka, kalian beritahu saya tempat jenazah lelaki itu!”
Lalu mereka
pergi, maka tatkala nabi Musa as melihat jenazah lelaki dalam kondisi dibuang
di tempat pembuangan sampah, dan orang-orang telah memberi tahu nabi Musa
tentang kejelekan berbagai perbuatan lelaki itu.
ALLAH
MENGAMPUNI DOSA LELAKI ITU
Maka, Nabi Musa
as bermunajat kepada Allah, maka beliau bersabda : “wahai Tuhanku, Engkau telah
memerintah saya untuk mengubur jenazah lelaki ini dan menshalati jenazahnya,
sementara kaumnya, mereka bersaksi atas dirinya tentang kejelekan perbuatannya.
Maka Engkau lebih mengetahui dibandingkan mereka, tentang pujian dan keburukan.
Lalu Allah ta’ala
mewahyukan kepada Nabi Musa as : “hai Musa, telah berkata jujur kaumnya itu
dalam hal yang mereka ceritakan tentang lelaki itu, berupa kejelekan berbagai
perbuatannya, hanya saja ia meminta syafa’at kepada-Ku menjelang kematiannya
dengan tiga perkara, yang seandainya memohon dengan tiga perkara itu kepada-Ku
semua orang-orang berdosa dari makhluk-Ku, pastilah Aku akan memberikan ampunan
kepadanya. Maka, bagaimana Aku tidak mengasihinya, padahal sungguh ia telah
memohon untuk dirinya, dan Aku adalah Zat yang Maha Pengasih dibandingkan para
pengasih lainnya.”
Nabi Musa
bersabda : “wahai Tuhanku, apa tiga perkara itu?”
Allah berfirman
: “
1.
Tatkala
telah dekat saat wafatnya, maka lelaki itu berkata : “wahai Tuhanku, Engkau
lebih mengetahui dibandingkan diriku. Sesungguhnya diriku telah banyak berbuat
berbagai kemaksiatan, namun diriku tidak menyukai kemaksiatan di dalam hatiku. Akan
tetapi, telah berhimpun diriku tiga hal bawaan hingga saya berbuat kemaksiatan
disertai dengan ketidaksukaanku terhadap kemaksiatan itu di dalam hatiku. Tiga hal
bawaan itu adalah hawa nafsu, kawan yang buruk dan iblis la’natullah. Dan tiga
hal ini lah yang menyeret saya ke dalam kemaksiatan, maka sesungguhnya Engkau
lebih mengetahu dibandingkan diriku terhadap apa yang aku ucapkan, maka berilah
ampunan kepadaku.”
2.
Tatkala
telah dekat saat wafatnya, maka lelaki itu berkata : “sesungguhnya Engkau
mengetahui perihal diriu telah berbuat berbagai kemaksiatan, dan tempat saya
bersama orang fasiq. Akan tetapi, diriku lebih menyukai bergaul dengan
orang-orang shaleh dan mereka yang zuhud. Dan bersama mereka adalah lebih aku
sukai dibanding bersama orang-orang fasiq.
3.
Tatkala
telah dekat saat wafatnya, maka lelaku itu berkata : “wahai Tuhanku,
sesungguhnya Engkau lebih mengetahui dibandingkan diriku, bahwa orang-orang
shaleh lebih aku cintai daripada orang-orang fasiq. Hingga jikalau dua orang
lelaki mendatangiku, yaitu orang shaleh dan orang fasiq, maka pastilah saya
mendahulukan keperluan orang shaleh tersebut atas orang fasiq.
Dalam riwayat
lain, lelaki itu berkata : “wahai Tuhanku, jikalau Engkau memaafkan diriku dan
mengampuni diriku akan dosa-dosa ku, maka akan bergembira para wali-Mu dan para
Nabi-Mu dan akan bersedih syaithan, musuhku dan musuh-Mu. Namun, jika Engkau
menyiksa saya dengan sebab dosa-dosaku, maka akan bergembira syaithan dan para
sekutunya, dan akan bersedih para Nabi dan para wali-Mu.
Dan sesungguhnya
saya mengetahui bahwa kegembiraan para wali dan nabi-Mu lebih Engkau sukai
dibanding kegembiraan syaithan dan para sekutunya. Maka, berilah ampunan kepada
saya. Ya Allah, sesungguhnya Engkau lebih mengetahui dibanding diriku akan apa
yang aku ucapkan ini. Maka, kasihilah diriku dan beri maaflah atas segala
kesalahanku.”
Maka, Allah
berfirman : “maka Aku mengaisih lelaku itu dan Aku memberi ampunan kepadanya
dan Aku memberi maaf kepadanya. Dan orang ini telah mengakui dosanya, maka aku
memberi ampunan kepadanya dan Aku memberi maaf terhadapnya. Hai Musa,
kerjakanlah apa yang telah Aku perintahkan, karena Aku memberi ampunan karena
kemuliaan lelaki ini, kepada siapa saja yang menshalati jenazahnya dan
menghadiri pemakamannya.”
DALIL YANG
BERKAITAN
Dari kisah di
atas, Allah memberi tahu kita untuk tidak berputus asa dari ampunan Allah, walaupun
dosa kita sebesar lautan. Allah berfirman :
۞قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ
عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ
يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ وَأَنِيبُوٓاْ
إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُۥ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلۡعَذَابُ
ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
“Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya
sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).”
(Az-zumar :
53-54)
Juga Nabi
Muhammad ﷺ
bersabda :
قال رسول الله ﷺ : الفاجر الراجى رحمة الله تعالى
أقرب إلى الله تعالى من العابد المقنط.
“Rasulullah
ﷺ
bersabda : “orang yang berdosa yang mengharap rahmat Allah ta’ala lebih dekat
dengan Allah ta’ala daripada orang yang rajin beribadah yang berputus asa dari
rahmat Allah”.
Sumber
: المواعظ العصفورية
No comments:
Post a Comment