Saturday, August 15, 2020

ALLAH MENGAMPUNI JENAZAH YANG DIBUANG KAUMNYA KE TEMPAT SAMPAH

بسم الله الرحمن الرحيم 


RAHMAT ALLAH

JENAZAH DIBUANG KE TEMPAT SAMPAH

Bahwa seorang lelaki meninggal dunia di zaman Nabi Musa a.s.

Namun, orang-orang tidak suka untuk memandikan jenazah tersebut dan menguburkannya karena kefasikan orang itu. lalu mereka memegang kaki jenazah itu dan melemparkannya ke tempat pembuangan sampah.

Kemudian, Allah mewahyukan kepada Nabi Musa a.s dan berfirman : “hai Musa, telah wafat seorang lelaki di tempat fulan yang ada di tempat pembuangan sampah, padahal ia adalah seorang wali di antara wali-Ku. Namun mereka masyarakat tidak mau memandikannya dan tidak mau mengkafaninya dan tidak mau menguburkannya. Maka pergilah kamu! Lalu kamu mandikanlah ia dan kafanilah ia dan shalatkanlah jenazahnya dan kuburkanlah ia!”.

Lalu datanglah nabi Musa as ke tempat itu dan bertanya kepada masyarakat tentang jenazat tersebut. Lalu mereka berkata kepada nabi Musa as : “telah meninggal dunia seorang lelaki dengan sifat seperti ini dan seperti itu. dan bahwasanya lelaki itu sebagai orang yang fasiq secara terang-terangan.

Nabi Musa bersabda : “maka, kalian beritahu saya tempat jenazah lelaki itu!”

Lalu mereka pergi, maka tatkala nabi Musa as melihat jenazah lelaki dalam kondisi dibuang di tempat pembuangan sampah, dan orang-orang telah memberi tahu nabi Musa tentang kejelekan berbagai perbuatan lelaki itu.

 

ALLAH MENGAMPUNI DOSA LELAKI ITU

Maka, Nabi Musa as bermunajat kepada Allah, maka beliau bersabda : “wahai Tuhanku, Engkau telah memerintah saya untuk mengubur jenazah lelaki ini dan menshalati jenazahnya, sementara kaumnya, mereka bersaksi atas dirinya tentang kejelekan perbuatannya. Maka Engkau lebih mengetahui dibandingkan mereka, tentang pujian dan keburukan.

Lalu Allah ta’ala mewahyukan kepada Nabi Musa as : “hai Musa, telah berkata jujur kaumnya itu dalam hal yang mereka ceritakan tentang lelaki itu, berupa kejelekan berbagai perbuatannya, hanya saja ia meminta syafa’at kepada-Ku menjelang kematiannya dengan tiga perkara, yang seandainya memohon dengan tiga perkara itu kepada-Ku semua orang-orang berdosa dari makhluk-Ku, pastilah Aku akan memberikan ampunan kepadanya. Maka, bagaimana Aku tidak mengasihinya, padahal sungguh ia telah memohon untuk dirinya, dan Aku adalah Zat yang Maha Pengasih dibandingkan para pengasih lainnya.”

Nabi Musa bersabda : “wahai Tuhanku, apa tiga perkara itu?”

Allah berfirman : “

1.      Tatkala telah dekat saat wafatnya, maka lelaki itu berkata : “wahai Tuhanku, Engkau lebih mengetahui dibandingkan diriku. Sesungguhnya diriku telah banyak berbuat berbagai kemaksiatan, namun diriku tidak menyukai kemaksiatan di dalam hatiku. Akan tetapi, telah berhimpun diriku tiga hal bawaan hingga saya berbuat kemaksiatan disertai dengan ketidaksukaanku terhadap kemaksiatan itu di dalam hatiku. Tiga hal bawaan itu adalah hawa nafsu, kawan yang buruk dan iblis la’natullah. Dan tiga hal ini lah yang menyeret saya ke dalam kemaksiatan, maka sesungguhnya Engkau lebih mengetahu dibandingkan diriku terhadap apa yang aku ucapkan, maka berilah ampunan kepadaku.”

2.      Tatkala telah dekat saat wafatnya, maka lelaki itu berkata : “sesungguhnya Engkau mengetahui perihal diriu telah berbuat berbagai kemaksiatan, dan tempat saya bersama orang fasiq. Akan tetapi, diriku lebih menyukai bergaul dengan orang-orang shaleh dan mereka yang zuhud. Dan bersama mereka adalah lebih aku sukai dibanding bersama orang-orang fasiq.

3.      Tatkala telah dekat saat wafatnya, maka lelaku itu berkata : “wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau lebih mengetahui dibandingkan diriku, bahwa orang-orang shaleh lebih aku cintai daripada orang-orang fasiq. Hingga jikalau dua orang lelaki mendatangiku, yaitu orang shaleh dan orang fasiq, maka pastilah saya mendahulukan keperluan orang shaleh tersebut atas orang fasiq.

Dalam riwayat lain, lelaki itu berkata : “wahai Tuhanku, jikalau Engkau memaafkan diriku dan mengampuni diriku akan dosa-dosa ku, maka akan bergembira para wali-Mu dan para Nabi-Mu dan akan bersedih syaithan, musuhku dan musuh-Mu. Namun, jika Engkau menyiksa saya dengan sebab dosa-dosaku, maka akan bergembira syaithan dan para sekutunya, dan akan bersedih para Nabi dan para wali-Mu.

Dan sesungguhnya saya mengetahui bahwa kegembiraan para wali dan nabi-Mu lebih Engkau sukai dibanding kegembiraan syaithan dan para sekutunya. Maka, berilah ampunan kepada saya. Ya Allah, sesungguhnya Engkau lebih mengetahui dibanding diriku akan apa yang aku ucapkan ini. Maka, kasihilah diriku dan beri maaflah atas segala kesalahanku.”

Maka, Allah berfirman : “maka Aku mengaisih lelaku itu dan Aku memberi ampunan kepadanya dan Aku memberi maaf kepadanya. Dan orang ini telah mengakui dosanya, maka aku memberi ampunan kepadanya dan Aku memberi maaf terhadapnya. Hai Musa, kerjakanlah apa yang telah Aku perintahkan, karena Aku memberi ampunan karena kemuliaan lelaki ini, kepada siapa saja yang menshalati jenazahnya dan menghadiri pemakamannya.”

 

DALIL YANG BERKAITAN

Dari kisah di atas, Allah memberi tahu kita untuk tidak berputus asa dari ampunan Allah, walaupun dosa kita sebesar lautan. Allah berfirman :

۞قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُۥ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلۡعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ 

“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).”

(Az-zumar : 53-54)

 

Juga Nabi Muhammad bersabda :

قال رسول الله ﷺ : الفاجر الراجى رحمة الله تعالى أقرب إلى الله تعالى من العابد المقنط.

“Rasulullah bersabda : “orang yang berdosa yang mengharap rahmat Allah ta’ala lebih dekat dengan Allah ta’ala daripada orang yang rajin beribadah yang berputus asa dari rahmat Allah”.

 

Sumber : المواعظ العصفورية

No comments:

Post a Comment

Advertisement
Advertisement