Friday, August 28, 2020

KEMULIAAN HARI JUMAT - PEMUDA BEKERJA KEPADA ALLAH

بسم الله الرحمن الرحيم

kemuliaan hari jumat

KISAH PEMUDA YANG BEKERJA KEPADA ALLAH

Dikisahkan, ada dua orang bersaudara, yang keduanya beragama majusi (penyembah api) di zaman Imam Malik bin Dinar.

Salah satu saudara telah menyembah api selama 73 tahun, dan saudara yang lain telah menyembah api selama 35 tahun.

Lalu berkata saudara yang kecil kepada saudaranya yang lebih tua : “kemarilah! Mari kita menguji api ini. Apakah api menghormati kita atau dia akan membakar kita, sebagaimana dia membakar orang yang tidak menyembahnya. Maka, jika api itu menghormati kita, kita akan menyembahnya. Dan jika api itu membakar kita, kita tidah lagi menyembahnya”.

Saudara yang tua berkata : “ya.. benar yang kau katakan”.

Kemudian mereka menyalakan api, lalu berkata saudara yang kecil : “apakah kamu yang akan menaruh tanganmu ataukah saya yang menaruh tangan saya?”

Saudara yang tua berkata : “kamu yang menaruh tanganmu terlebih dahulu”.

BACA JUGA : SAKSI FITNAH ZINA NABI YUSUF


Maka, saudara yang kecil menaruh tangannya di atas api itu, dan api itu membakar jarinya. Dan ia melepaskan tangannya dari api itu.

Lalu Ia pun berkata : “saya telah menyembahmu selama 35 tahun, namun kamu masih menyakiti saya”.

Ia pun berkata kepada saudara yang tua : “marilah kita tinggalkan menyembah api ini. Dan kita menyembah Rabb dan Tuhan yang Esa. Dimana, jika kita berbuat dosa, dan kita meninggalkan perintah-Nya selama 35 tahun, umpamanya, maka Dia akan mengampuni kita dan memaafkan kita dengan sebab melakukan ketaatan satu jam saja dan memohon ampun satu kali saja.”

Saudara yang tua pun menyetujui rencana saudara yang kecil itu. lalu ia berkata : “merilah, kita pergi ke orang yang dapat menunjukkan kita ke jalan yang lurus dan ia dapat mengajarkan kita tentang agama islam”.

Perawi berkata : “mereka bersepakat kedua bersaudara itu untuk pergi ke Imam Malik bin Dinar, agar beliau memaparkan kepada keduanya tentang agama islam.

Kedua bersaudara itu pun pergi menjumpai Imam Malik, mendatangi beliau dan menemukan beliau saat beliau sedang berada di sekitar kita Bashroh (Irak), dimana beliau sedang duduk dengan masyarakat dan beliau memberi nasihat kepada masyarakat tersebut dan sungguh telah berkumpul bersama beliau, orang yang banyak sekali.

Tatkala terjatuh pandangan dua bersaudara itu kepada Imam Malik. Saudara yang tua berkata kepada saudara yang kecil : “sungguh, kelihatannya saya tidak akan masuk islam. Karena sesungguhnya, telah berlalu banyak usia saya dalam menyembah api. Dan jikalau saya masuk islam, dan saya kembali ke agama islam dan agama Nabi Muhammad, maka keluarga saya dan parang tetangga akan mencaci-maki saya. Dan api neraka lebih aku sukai dibandingkan caci-maki mereka”.

Lalu, saudara yang kecil berkata kepada yang tua : “jangan kamu lakukan hal itu! karena sesungguhnya caci-maki mereka, sungguh akan hilang, sedangkan api neraka adalah abadi, tidak dapat hilang.”

Namun, saudara yang tua itu tidak mau mendengar nasihat saudara yang kecil tersebut.

Berkatalah saudara yang kecil kepada saudara yang tua : “kamu dan prinsipmu itu, adalah orang celaka, putra orang celaka. Wahai orang yang sia-sia dunia akhirat”.

Maka pulanglah saudara yang tua dan ia pun tidak masuk islam.

________________

Dan datanglah saudara yang kecil itu bersama anak-anaknya yang masih kecil beserta istrinya. Mereka masuk ke tengah-tengah orang-orang di majelis tersebut, dan mereka duduk hingga selesai Imam Malik dari ceramah beliau dan nasehat beliau.

Kemudian, berdirilah saudara kecil itu menuju Imam Malik, dan ia menceritakan kepada Imam Malik tentang kisah mereka. Dan ia meminta beliau untuk memaparkan / menerangkan kepadanya dan kepada keluarganya tentang islam.

Imam Malik pun memaparkan dan menerangkan kepada mereka, dan mereka pun masuk ke dalam ajaran Islam. Dan menangis seluruh jamaah majelis di tempat itu, karena merasa gembira.

Dan ketika saudara kecil itu hendak kembali pulang, Imam Malik berkata : “duduklah!, hingga saya mengumpulkan untukmu dari para sahabat saya, sedikit dari harta dunia”.

Saudara kecil itu pun berkata : “saya tidak menghendaki untuk menjual agama dengan dunia”.

Ia pun beranjak pergi, lalu ia memasuki area bekas reruntuhan dan menemukan di sana satu rumah yang layak huni dan ia dan keluarganya tinggal di sana.

Tatkala memasuki pagi hari di keesokan harinya, istrinya berkata kepadanya : “pergilah ke pasar! Dan belilah dengan upahmu itu sesuatu yang kita dapat memakannya”.

Pemuda itu pun berdiri, dan pergi ke pasar. Namun, tidak ada yang mau mempekerjakan dirinya.

Ia berkata dalam hati : “saya akan bekerja di sana, untuk Allah ta’ala”.

Lalu, ia masuk mesjid yang telah ditinggal, yang tidak pernah digunakan lagi untuk shalat berjamaah. Maka, ia shalat di dalam mesjid itu karena Allah ta’ala sampai malam hari.

Ia pun kembali pada malam hari ke rumahnya dengan tangan hampa.

Istrinya berkata : “apakah kamu tidak mendapatkan sesuatu pada hari ini?”

Pemuda itu pun berkata : “wahai istriku! Sasya telah bekerja hari ini kepada sang Raja. Namun dia belum memberi saya sesuatu. Barangkali, Dia akan memberi saya esok hari”.

Mereka pun melewati malam dalam kondisi kelaparan.

Lalu, memasuki pagi hari di keesokan harinya, ia kembali ke pasar. Namun, ia tidak dapat juga pekerjaan.

Ia pun pergi ke mesjid itu dan shalat di sana karena Allah ta’ala sampai malah hari. Dan kembali pulang ke rumahnya dengan tangan hampa.

Bertanya istrinya kepada pemuda itu, suaminya : “apakah kamu tidak mendapatkan sesuatu juga pada hari ini?”

Pemuda itu berkata : “saya telah bekerja hari ini kepada sang Raja. Yang saya telah bekerja untuk-Nya kemarin. Saya berharap Dia akan memberi saya upah esok hari, pada hari Jumat”.

Maka, mereka pun melewati malam itu dengan kondisi kelaparan.

Tatkala memasuki pagi hari, pada hari Jumat. Ia pun pergi ke pasar, namun ia tidak mendapatkan pekerjaan. Lalu, ia pun pergi ke mesjid itu, lalu shalat dua rakaat, kemudian ia mengangkat tangannya ke langit dan berdoa : “wahai Tuhanku, Baginda saya dan Junjungan saya! Sungguh Engkau telah memuliakan diri saya dengan Islam. Dan Engkau telah menyematkan diri saya dengan mahkota Islam. Dan Engkau telah memberi petunjuk kepada saya dengan mahkota petunjuk. Maka, dengan kehormatan agama yang telah Engkau rezekikan agama tersebut kepada saya, dan kehormatan hari yang barokah, yang mulia, yang ukurannya di sisi-Mu sangat besar, yaitu hari Jumat. Saya memohon kepada-Mu agar engkau menghilangkan kegelisahan mencari nafkah bagi keluarga saya dan dari hati saya. Dan Engkau berkenan memberi rezeki kepada saya, dari arah mana saya yang tidak saya perhitungkan. Karena sesungguhnya saya, demi Allah, malu kepada istri dan keluarga saya. Dan saya khawatir terhadap mereka untuk berubah kondisinya. Karena masih baru kondisi mereka dalam agama Islam”.

Perawi berkata : “kemudian pemuda itu berdiri, dan ia menyibukkan diri dengan melakukan shalat dua rakaat”.

Tatkala tiab pertengahan siang hari, maka keluarlah pemuda ini untuk shalat Jumat.

_______________________

Setelah dikuasi oleh rasa kelaparan yang sangat terhadap anak-anak dan istri pemuda tersebut, tiba-tiba datang seorang lelaki ke pintu rumah keluarga tersebut. Lelaki itu pun mengetuk pintu untuk menemui mereka dan keluar lah istri pemuda tersebut.

Ternyata, lelaki tersebut adalah seorang lelaki yang berwajah tampan, di tangannya ada sebuah nampan dari emas, yang ditutupi dengan sapu tangan bersulam emas.

Lelaki itu pun berkata kepada istri pemuda tersebut : “ambillah nampan ini! Dan katakan kepada suamimu : ini upah kerjamu selama dua hari, maka tambahilah olehmu dalam bekerja, niscaya Kami pun memberi tambahan kepadamu. Kami memberi upah secara khusus di hari ini, hari Jumat. Karena sesungguhnya, amal yang sedikit di hari ini adalah banyak di sisi sang Maharaja, yang Maha Perkasa”.

Si istri pun mengambil nampan itu, dan ternyata di nampan itu terdapat uang seribu dinar.

Si istri mengambil satu dinar, dan dia pergi ke tempat penukaran uang. Dan, tukang penukar uang tersebut adalah seorang nasrani.

Ia pun menimbang uang dinar itu, lalu ia menambahkan dari satu mitsqol (4,5 gram) menjadi dua mitsqol (9 gram). Lalu, ia memperhatikan ke ukiran uang dinar itu, maka mengertilah ia bahwa uang itu merupakan hadiah dari surga. Dan ia bertanya kepada istri pemuda tersebut : “dari mana kamu dapatkan uang ini?”

Lalu istri pemuda itu pun menceritakan kisahnya.

Berkata si penukar uang tersebut : “paparkan-lah kepada saya tentang Islam!”

Setelah mendapat pemaparan, si nasrani penukar uang itupun masuk Islam, kemudian ia menyerahkan kepada istri pemuda tersebut sebanyak 1000 dirham.

Si penukar uang berkata : “kamu belanjakanlah uang tersebut! Lalu, jika uang itu telah habis, maka beritahulah saya!”

_____________________

Tatkala pemuda tersebut sudah selesai shalat Jumat, ia pun berlalu menuju rumahnya dengan tangan hampa. Dan ia membentangkan sapu tangannya, dan mengisi penuh sapu tangan itu dengan tanah. Dan ia berkata dalam hati : “jikalau istri saya berkata ‘apa ini’, maka saya akan berkata kepadanya ‘saya membawa tepung’”.

Setelah ia memasuki area reruntuhan, maka ia melihat ke rumah-nya, ternyata ia telah dipersiapkan sebuah karpet dan ia mendapati di dalam rumahnya itu akan aroma makanan.

Ia pun meletakkan sapu tangan yang berisi tanah di dekat pintu, supaya istri tidak mengetahui sapu tangan itu. dan bertanya kepada istrinya.

Si istri pun menceritakan kepadanya kisah tadi.

Maka, pemuda itu bersujud kepada Allah sebagai rasa syukur kepada Allah azza wa jalla.

Kemudia si istri berkata kepadanya : “apa yang kamu bawa di dalam sapu tangan itu?”

Berkata ia kepada istrinya : “jangan kamu bertanya kepada saya”.

Si istri pun pergi mengambil sapu tangan tersebut dan membukanya. Dengan izin Allah, sapu tangan yang berisi tanah berubah menjadi tepung. Maka, bersujudlah pemuda tersebut sebagai rasa syukur dan ia menyembah Allah hingga Allah mewafatkan dirinya.

______________

Berkata al faqih ; “angkatlah tangan kalian ke langit! Ucapkan lah ; ya Allah, dengan kehormatan hari Jumat, berilah ampunan kepada kami atas dosa-dosa kami, dan hilangkanlah dari kami segala kesusahan kami. Seperti pemuda itu memohon pertolongan kepada Allah dengan wasilah dan kemuliaan hari Jumat, Allah memenuhi kebutuhan dan memberi rezeki kepadanya dari arah yang tidak diduga. Maka dari itu, begitu pula kita, Apabila berdoa pada hari Jumat. Semoga Allah akan memenuhi berbagai kebutuhan kita. Karena sesungguhnya, Dia lah Allah Zat yang Pengasih dan Penyayang, Yang Pemurah.”

Advertisement
Advertisement

Thursday, August 27, 2020

RASULULLAH ﷺ TIDAK AKAN MENGAKUI UMATNYA – SIAPAKAH MEREKA?

بسم الله الرحمن الرحيم

 

bukan umat rasulullah

RASULULLUAH TIDAK MENGAKUI UMATNYA YANG BERKAWAN DENGAN PENGUASA DZALIM.

Maksud dari berkawan dengan penguasa dzalim adalah :

-          Bergabung bersama penguasa dzalim.

-          Membenarkan kebohongan penguasa dzalim

-          Menolong kedzaliman yang dilakukan penguasa dzalim.

Maka, Rasulullah bersabda;

«اسْمَعُوا، هَلْ سَمِعْتُمْ أَنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ؟ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الحَوْضَ،َ»

"Dengarkanlah, apakah kalian telah mendengar bahwa sepeninggalku akan ada para pemimpin?. Siapa yang masuk kepada mereka, lalu membenarkan kedustaan mereka dan mendukung kezhaliman mereka, maka dia bukan bagian dari golonganku, dan aku juga bukan bagian dari golongannya. Dia juga tak akan menemuiku di telaga.”

(HR. At-Tirmidzi:2185, An-Nasai:4137)

 

BACA JUGA : MERUBAH TAKDIR


Saudaraku! Tahukah anda apa itu telaga Nabi ?

Setiap Nabi memiliki telaga, dan mereka berbangga dengan banyak pengikutnya yang akan singgah padanya di akherat nanti.

Telaga Rasul kita Muhammad adalah yang paling luas dan paling ramai. Padanya ada gelas yang jumlahnya seperti bintang di langit. Siapa yang meminum air darinya maka tidak akan pernah haus selama-lamanya.

Telaga ini terletak di padang Mahsyar sebelum para hamba melewati titian shirath. Airnya mengalir dari sungai / telaga Kautsar yang ada di surga.

Namun sayang, ternyata ada umat Nabi yang akan diharamkan meminum air dan diusir dari telaganya.

Tahukah anda wahai saudaraku, siapakah mereka itu?

 

Akan ada pemimpin-pemimpin yang pandai berdusta dan menzhalimi rakyatnya. Maka siapa saja yang;

1.      Berkawan dengan mereka;

2.      Selalu membenarkan keputusan pemerintah zhalim, meskipun dengan modal dusta;

3.      Mendukung mereka menzhalimi rakyat;

4.      Tidak mau tahu walau faktanya demikian tapi tetap ngotot membenarkan pemimpin yang zhalim.

Maka Rasulullah mengancam mereka;

1.   Mereka tidak akan diakui sebagai pengikut Rasulullah . Meskipun mereka merasa diri sebagai pengikut Sunnah / Salaf.

2.      Rasulullah tidak sudi dianggap oleh mereka. Wa Lastu Minhu

3.      Mereka akan diusir dari telaga Nabi .

 

Wahai para Ulama ...

Wahai para Ustadz ...

Wahai para Muslim ...

Ittaqullah, takutlah kepada Allah!!!

Ta'atilah Rasulullah Shalallahu 'Alayhi Wasallaam.

Kalian semua merasa di atas Sunah Rasulullah , padahal beliau tidak mengakui. Karena kalian selalu membela penguasa yang zhalim dengan dalih ulul Amri, padahal sudah jelas berkali-kali mendzholimi umat Islam malah mendukung penista ayat suci, dan mengkriminalisasi ulama.

 

Allah Subhanahu Wa Ta'alaa berfirman:

أَمۡ لَهُمۡ شُرَكَٰٓؤُاْ شَرَعُواْ لَهُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا لَمۡ يَأۡذَنۢ بِهِ ٱللَّهُۚ وَلَوۡلَا كَلِمَةُ ٱلۡفَصۡلِ لَقُضِيَ بَيۡنَهُمۡۗ وَإِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ 

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.”

(QS. Asy-Syura: Ayat 21)

 

Bukankah Nabi yang mulia pernah mengingatkan kita dari semenjak empat belas abad setengah yang lalu - kurang lebihnya -;

حدثنا يحيى بن إسحاق أخبرنا ابن لهيعة عن عبد الله بن هبيرة أخبرني أبو تميم الجيشاني قال أخبرني أبو ذر قال

كنت أمشي مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال لغير الدجال أخوفني على أمتي قالها ثلاثا قال قلت يا رسول الله ما هذا الذي غير الدجال أخوفك على أمتك قال أئمة مضلين

“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ishaq telah mengabarkan kepada kami Ibnu Lahi'ah dari Abdullah bin Hubairah dia berkata: telah mengkabarkan kepadaku Abu Tamim Al Jaisyani dia berkata: telah mengabarkan kepadaku Abu Dzar dia berkata: "Aku berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau bersabda: "Selain Dajjal, ada yang lebih aku takuti atas ummatku, " beliau mengucapkannya tiga kali, maka aku bertanya, "Wahai Rasulullah, yang engkau takuti atas umatmu selain Dajjal itu apa? ' beliau menjawab: "Para pemimpin yang menyesatkan."

(Musnad Ahmad, 20334)

 

SEBUAH PILIHAN...

Bukan dunia yang salah...

Jika semakin banyak manusia berpolah aneh...

 

Mungkin itu tujuan Allah untuk Memilih...

Saat ini....

Yang mulia di anggap keji...

Yang keji di anggap terpuji...

 

Yang gila di anggap waras...

Dan yang waras dipaksa masuk lapas...

 

Lihatlah...!

Sungguh nyata...

Ketika Allah perlihatkan mana jalur kiri dan kanan...

Mana yang harus kau serang...

Dan mana yang harus kau sayang...

 

Sungguh....!

Allah tengah menyaring hamba-hamba pilihan...

Hamba-hamba yang ta'at pada kebaikan dan menghancurkan kemunkaran...

 

Bergegaslah...!

Karena iman memanggilmu untuk sebuah kebenaran...🍃

 

والله أعلم

Advertisement
Advertisement

Wednesday, August 26, 2020

SEJARAH MUSHAF AL-QUR'AN CETAK DI INDONESIA

 بسم الله الرحمن الرحيم

SEJARAH MUSHAL AL QURAN CETAK


SEJARAH MUSHAF AL-QUR'AN CETAK DI INDONESIA

Melalui akun YouTube Lajnah Kemenag, Kementerian Agama menjelaskan sejarah pencetakan mushaf Al Quran di Indonesia.Sejarah ini dirangkum dari hasil penelitian Tim Peneliti Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kemenag.

"Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan manuskrip Al Quran. Penyalinannya terbentang sepanjang kepulauan Indonesia dari Aceh hingga Maluku. Penyalinan berlangsung sejak abad ke-17 hingga akhir abad ke-19. Penulisan manuskrip kemudian berakhir saat itu," demikian dijelaskan dalam akun YouTube tersebut.

Di pertengahan abad ke-19 tekhnologi cetak naskah keagamaan merambah di nusantara, masa ini merupakan masa peralihan dari penyalinan naskah secara manual menggunakan tekhnik litografi, atau cetak batu. pada pertengahan abad inilah, lebih tepatnya pada tahun 1848 selesai diproduksi mushaf cetak batu di wilayah palembang. mushaf ini dapat kita jumpai di Museum Sultan badaruddin II, Palembang. dan juga dapat dijumpai di wilayah cirebon, tepatnya di Mesjid Dog Jumeneg.

Dalam penjelasan selanjutnya dikatakan, pada akhir abad 19 beredar sejumlah mushaf dari luar negeri. Mushaf tersebut antara lain berasal dari Bombay di India, Singapura, Turki, dan Mesir. Mushaf yang paling banyak beredar adalah yang berasal dari India dan Singapura.


BACA JUGA : PAHALA YANG LUAR BIASA

Cetakan India bisa dijumpai di beberapa daerah misal Palembang, Demak, Madura, Bima, Malaysia, dan Filipina. Sedangkan mushaf Singapura dapat dilihat di Palembang, Jakarta, Cirebon, Surakarta, Bali, Palu, dan Maluku. Di awal abad 20 mulai muncul generasi percetakan modern mushaf Al Quran.

Mushaf yang diterbitkan ternyata semuanya menggunakan yang berasal dari Bombay, India. Mushaf tersebut ditahsin para ulama yang memang kompeten di bidangnya yaitu KH Muhammad Usman, KH Ahmad Badawi, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, dan Haji Abdul Malik.

"Praktis muslim Indonesia pada awal abad 20 hingga pertengahan banyak menggunakan mushaf model Bombay, India. Karena itulah mukernas ulama Al Quran menjadikan mushaf cetakan tahun 1960-an sebagai sandaran merumuskan mushaf standar Indonesia," jelas Lajnah Kemenag.

Mushaf asal Bombay India memiliki karakter yang khas. Karakter tersebut adalah khat yang tebal, syakl, dan dhabt yang berbeda dari mushaf Saudi. Ciri lain adalah tanda wakaf yang lebih banyak ketimbang mushaf Saudi. Khat adalah seni menulis sedangkan syakl dan dhabt adalah ilmu terkait tanda baca atau harakat dalam Al Quran.



LINK YOUTUBE ; https://www.youtube.com/watch?v=mTmULwaqmhk

Advertisement
Advertisement

Tuesday, August 25, 2020

CORETAN PERNIKAHAN BERKAH

بسم الله الرحمن الرحيم

pernikahan,perkawinan


NASIHAT PERNIKAHAN 

Terkhusus untuk diri pribadi penulis dan terumum untuk yang membaca artikel ini. Berikut adalah pesan nasihat, Agar pernikahan mendapat keberkahan dunia, terlebih-lebih di akhirat. 

1.      Memahami dan mengerti tujuan dan hakikat pernikahan

Sejatinya, tujuan dari pernikahan adalah untuk memenuhi fitrah manusia, menundukkan pandangan, menyempurnakan iman serta memperoleh keturunan yang sholih dan sholihah.

 

2.      Memahami, mengerti dan mengamalkan adab, akhlak dan tugas seorang suami

Seorang suami memiliki tanggung jawab terhadap istrinya. ia mempunyai tugas seperti membayar maharnya, memberi nafkah(makan, pakaian, tempat tinggal, ilmu dan menggauli istrinya dengan baik). Ia juga harus paham, bahwa istri merupakan ujian dari Allah

 

3.      Memahami, mengerti dan mengamalkan adab, akhlak dan tugas seorang istri

Menyenangkan suami, menjaga kehormatan diri dan rumah tangga, ikhlas dengan pemberian suami dan tetap berdoa untuk kebahagian rumah tangga di dunia dan akhirat.

 

4.      Meluruskan niat/motivasi saat menikah

Jika di tengah-tengah perjalanan bahtera rumah tangga terdapat masalah, luruskan niat dan perbaiki motivasi. Menikah merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya.

 

5.      Sikap saling terbuka dan jujur satu sama lain

Saling terbuka, dalam arti kata lahir dan bathin. Secara lahiriyah, suami dan istri sudah halal untuk bersentuhan. Secara bathiniyah, suami istri bisa saling mengenal  satu dengan yang lain, mungkin dalam hal kepribadian, kebiasaan, kesenangan, ketidaksukaan suami/istri dan lain-lain.

 

6.      Sikap toleransi dan saling menghormati

Ketika menjalani bahtera rumah tangga, pasti seorang suami melihat kekurangan istrinya, begitu juga seorang istri pasti melihat kekurangan suaminya. Sehingga, menimbulkan konflik/perdebatan dalam rumah tangga. Sikap toleransi dan saling menghormati akan sangat penting untuk menjaga keharmonisan, seperti adanya sikap saling memaafkan.

 

7.      Komunikasi yang baik, berakhlaq, santun dan saling menghargai

Komunikasi juga tidak kalah penting dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Komunikasi sangat berguna agar suami dan istri dapat meningkatkan saling cinta satu dengan yang lain. Komunikasi juga dapat menghindari kesalahpahaman. Diharapkan, dengan komunikasi ini dapat memberikan rasa saling perhatian, saling mendengar dan saling memberi respon.

Dengan komunikasi yang baik, suami istri akan memiliki kawan cerita. Sehingga, rumah tangga kita yang dijalani dapat terhindar dari keburukan-keburukan yang timbul dari dalam dan luar rumah tangga kita.

 

8.      Sabar dan syukur

Sabar dan syukur sudah pasti sangat dianjurkan. Masalah pasti datang silih berganti menghantam bahtera rumah tangga kita. Sabar dan syukur terhadap ekonomi, sabar dan syukur terhadap fisik, serta sabar dan syukur terhadap takdir-takdir Allah.

 

9.      Santun dan Bijaksana

Ketika kita mengalami suatu masalah, harusnya dihadapi dengan santun dan bijaksana. Santun dan bijaksana merupakan cermin dari kondisi ruhiyan yang baik. Artinya, jika kita tidak memiliki ruhiyan yang baik, emosi kita cenderung labil, mudah emosi. Hadapi masalah dengan santun dan bijaksana. Dan sangat-sangat dihindari menghadapi masalah dengan melakukan hal fisik seperti memukul.

 

10.  Memperkuat hubungan dengan Allah.

Sudah pasti, kalau kita menginginkan keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah, hubungan kita dengan Allah harus tetap dijaga. Dengan begitu, akan menghasilkan keteguhan hati dalam rumah tangga. Perhatikan ayat berikut! 

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ 

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

(QS. Ar Ra’d : 28)

Kedekatan kita dengan Allah dapat dimulai dengan membiasakan keluarga untuk melaksanakan ibadah nafilah/sunnah secara bertahap. Dengan tetap harus menjaga ibadah fardhu.

 

والله أعلم

Advertisement
Advertisement

MENDAHULUKAN ORANG LAIN

بسم الله الرحمن الرحيم

ATSAR, MENDAHULUKAN ORANG LAIN


Mendahulukan Orang Lain Dalam Hal Qurub

Berangkat dari koidah fiqh

الإيثار فى القرب مكروه وفى غيرها محبوب.

“Itsar (mendahulukan) dalam hal qurub adalah dibenci. Sedangkan pada selain qurub disukai”.
(Al Qowa’idul Fiqhiyah, Juz 2, Qoidah ke-3)

 

Al Qurub dalam qoidah ini adalah hal-hal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah . Misalnya, seperti ibadah, sedekah, menyembelih qurban, berbuat amal kebaikan dan lain-lain.

Mendahulukan orang lain dalam hal ibadah merupakan hal yang dibenci. Artinya, dalam hal ibadah kita tidak boleh mempersilahkan / mendahulukan orang lain, bahkan jika sekalipun dia adalah seorang pemimpin, orang tua, atau orang-orang terdekat kita. Dalam hal ibadah, kita harus mandahulukan diri kita sendiri.

Para ulama menjelaskan bahwa ibadah-ibadah, yang dengan ibadah-ibadah tersebut dapat mendekatkan diri kepada Allah, TIDAK BOLEH mendahulukan orang lain.


BACA JUGA : CELAKA BAGI ORANG YANG MENULIS


Contoh Mendahulukan Orang lain dalam ibadah

v Ketika iqomah sudah berkumandang pada shalat berjama’ah. para jama’ah shalat harus mendahulukan dirinya untuk mengisi shaf-shaf terdepan. Jika ia mendahulukan orang lain untuk mengisi shaf terdepan, maka hal itu MAKRUH / DIBENCI.

v   Misalnya, seorang anak bernama Zaidun tinggal bersama orang tuanya. Dia mendapat rezeki untuk berangkat umrah. Akan tetapi, umrah tadi hanya untuk satu orang. Dalam hal ini, ia harus mendahulukan dirinya untuk berangkat umrah. Jika ia mendahulukan umrah untuk orang tuanya, maka hal itu MAKRUH / DIBENCI

v    Ada 2 orang, kita katakan bernama Fulan dan Abdun, mereka ingin melakukan shalat. Akan tetapi, air untuk bersuci hanya cukup untuk 1 orang. Dalam hal normal, siapa yang dahulu mendapat air untuk bersuci, maka ia harus mendahului dirinya untuk bersuci.

 Dan masih banyak contoh-contoh lain yang menceritakan mendahulukan orang lain dalam hal ibadah.

 

 Mendahulukan Orang Lain Dalam Hal selain Qurub

 الإيثار فى القرب مكروه وفى غيرها محبوب.

“Itsar (mendahulukan) dalam hal qurub adalah dibenci. Sedangkan pada selain qurub disukai”.
(Al Qowa’idul Fiqhiyah, Juz 2, Qoidah ke-3)


Makna dari “sedangkan pada selain qurub disukai” adalah jika kita mendahulukan orang lain dalam hal duniawi adalah sunnah dan termasuk orang-orang yang beruntung.

Berangkat dari hal qoidah di atas,

وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلۡإِيمَٰنَ مِن قَبۡلِهِمۡ يُحِبُّونَ مَنۡ هَاجَرَ إِلَيۡهِمۡ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمۡ حَاجَةٗ مِّمَّآ أُوتُواْ وَيُؤۡثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ وَلَوۡ كَانَ بِهِمۡ خَصَاصَةٞۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفۡسِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ 

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung”

(QS. Al Hasyr : 9)

 

Para Anshar (orang Madinah) mendahulukan para Muhajirin (orang yang berhijrah dari Mekah). Dikisahkan beberapa riwayat, mereka para anshar memberikan makanan, tempat tinggal, bantuan dan lain-lain, walaupun mereka sendiri dalam kesusahan.

 

Contoh Mendahulukan Orang lain dalam hal dunia

v    Zaidun ingin pergi ke suatu tempat. Ia ingin menggunakan mobilnya untuk pergi ke tempat tersebut. Akan tetapi, tetangganya jatuh sakit dan harus dibawa ke puskesmas. Zaidun pun meminjami mobilnya untuk mengantar tetangganya yang sakit, walaupun dia sendiri ada keperluan. Dalam hal ini perbuatan zaidun adalah MAHBUB / SUNNAH.

v   Rani harus membayar uang sekolah anaknya. Ketika ia ingin pergi ke sekolah untuk membayar uang sekolah tersebut, tiba-tiba datang seorang yang ia kenal untuk meminjam uang darinya. Jika Rani memberikan pinjaman kepada si peminjam, maka perbuatan Rani adalah MAHBUB / SUNNAH.

v   Abdun pergi ke rumah makan. Ia harus mengantri untuk membeli makanan tersebut dan mendapat antrian ke-3. Selang beberapa menit kemudian, datang seorang ibu membawa anaknya untuk membeli makanan dan kebetulan ia mendapat antrian ke-4. Melihat si ibu, Abdun pun mempersilahkan si ibu untuk membeli makanan terlebih dahulu. Dalam hal ini, perbuatan si Abdun adalah MAHBUB / SUNNAH.

  

Penutup

Seperti contoh-contoh yang sudah dipaparkan di atas, maka seperti itulah kira-kira gambaran dalam kehidupan kita untuk beribadah kepada Allah. Mendahulukan orang lain dalam hal ibadah adalah perbuatan yang dibenci. Sebaliknya, perbuatan mendahulukan orang lain dalam hal selain ibadah / duniawi, maka hal tersebut adalah disukai / sunnah.

 

والله أعلم

Advertisement
Advertisement