Wednesday, August 19, 2020

BERKAH DARI ALLAH – MENDATANGI ORANG SHALEH – ZIARAH KE MAKAM ORANG SHALEH

 

tabarruk, tawassul

Mendatangi Para Ulama dan Orang Shaleh.

Berkah “البركة” dapat diartikan sebagai tambahnya kebaikan. Mengambil berkah dalam bahasa disebut juga “تبرك – tabbaruk”, yaitu bermakna mencari tambahnya kebaikan atau mengambil berkah. Demikian para ulama menjelaskan.

Masyarakat kita seringkali mendatangi orang-orang shaleh, para ulama sesepuh, berziarah ke makam para wali, ulama dan shahabat dan bahkan makam Nabi dengan tujuan tabarruk atau mengambil/meminta berkah.

Terkhusus hadits tentang para ulama dan orang-orang shaleh memang ada barakahnya. Rasulullah bersabda :

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال, قال رسول الله ﷺ : البركة مع أكابركم.

“dari Ibnu Abbas r.a berkata. Rasulullah bersabda : Berkah Allah bersama orang-orang besar di antara kamu.”

(Shahih Ibnu Hibban : 559)

 

Imam Al Munawi menjelaskan dalam Faidh Al Qodir, bahwa hadits di atas mendorong kita agar mencari berkah Allah dengan cari mendatangi, belajar, memuliakan dan mengagungkan orang-orang besar di antara kita. Orang-orang besar besar di sini dijelaskan dapat diartikan besar ilmunya, seperti para Ulama. Atau besar keshalehannya seperti orang-orang shaleh. Bisa pula dalam segi usia, seperti orang-orang yang lebih tua.

Mungkin dalam hal ini mencari/meminta berkah dengan mendatangi para ulama atau para orang shaleh dan para orang tua tidak dipermasalahkan atau tidak ada perbedaan tentang hukumnya. Akan tetapi, mencari/meminta berkah dengan mendatangi makam para ulama, makam orang-orang shaleh, makam Nabi telah terjadi pertentangan/perbedaan hukum. Adayang mengatakan haram, karena syirik kepada Allah dan ada yang mengatakan tidak mengapa, karena mencari/meminta berkah terhadap orang-orang shaleh dan para ulama. Tetapi dalam hal ini, penulis lebih condong kepada bahwa ZIARAH KE MAKAM ORANG-ORANG SHALEH, MAKAM ULAMA ADALAH BOLEH. DENGAN NIAT UNTUK MENCARI/MENGAMBIL BERKAH DARI ALLAH MELALUI PERANTARA ORANG-ORANG SHALEH DAN PARA ULAMA.

Berikut penjelasan yang mengarahkan bolehnya ziarah ke makam para orang-orang shaleh dan makam para ulama.

 

Berziarah ke makam para ulama, makam orang-orang shaleh.

Dalam hal ini, penulis menegaskan bahwa berziarah dengan niat meminta dari para ahli kubur adalah SYIRIK.

Akan tetapi, bahwa berziarah dengan niat mencari berkah dari Allah melalui perantara/tawassul orang-orang shaleh adalah BOLEH.

Rasulullah bersabda :

أَنَّ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ رَبِّ أَدْنِنِي مِنْ الْأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ رَمْيَةً بِحَجَرٍ قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاللَّهِ لَوْ أَنِّي عِنْدَهُ لَأَرَيْتُكُمْ قَبْرَهُ إِلَى جَنْبِ الطَّرِيقِ عِنْدَ الْكَثِيبِ الْأَحْمَرِ

“sesungguhnya Nabi Musa as berkata : “ya Allah, dekatkanlah aku kepada tanah suci sejauh satu lemparan dengan batu”. Nabi bersabda : “demi Allah, seandainya aku ada di sampingnya, tentu aku beritahu kalian letak makam Musa, yaitu di tepi jalan di sebelah bukit pasir merah”.

(Musnad Ahmad, 7825)

 

Al Hafizh Al Iraqi menjelaskan tentang hadits di atas ;

“hadits tersebut menjelaskan anjuran mengetahui makam orang-orang shaleh untuk diziarahi dan dipenuhi haknya. Nabi telah menyebutkan tanda-tanda makan Nabi Musa as, yaitu pada makam yang sekarang dikenal masyarakat sebagai makam beliau. Yang jelas, tempat tersebut adalah makam yang ditunjukkan oleh Nabi .”

(Tharh Al Tatsrib, 3/3030)

 

Pada dasarnya, ziarah kubur itu sunnat dan ada pahalanya. Rasulullah bersabda :

كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزروها. وفى رواية : فمن اراد أن يزور القبور فليزر, فإنها تذكرنا الآخرة.

“dulu, aku melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang, berziarahlah!. Dalam riwayat lain ; siapa yang hendak berziarah kubur, maka berziarahlah. Karena sesungguhnya berziarah dapat mengingatkan kita pada akhirat”.

(Riyadhus Sholihin : Bab.66)

 

Mungkin ada beberapa pertanyaan dari sahabat kita. Adakah dalil yang menunjukkan bolehnya ziarah kubur dengan tujuan tabarruk atau tawassul? Sebagaimana disebutkan dalam penjelasan di atas bahwa tabarruk adalah keinginan mendapatkan berkah dari Allah. Jadi dengan tabarruk ke makam para nabi dan orang-orang shaleh. Rasulullah bersabda :

قال رسول الله : الأنبياء أحياء فى قبورهم يصلون.

“bersabda Rasulullah : para nabi itu hidup di alam kubur mereka seraya memnunaikan shalat”.

(HR. Al Baihaqi dalam Hayat Al Anbiya’, 1)

 

Karena keyakinan bahwa para nabi itu masih hidup di alam kubur mereka, kaum salaf sejak generasi sahabat melakukan tabarruk dengan nabi setelah beliau wafat. Hakekat bahwa para nabi dan orang-orang shaleh itu masih hidup di alam kubur, sehingga para peziarah dapat bertabarruk dan berttawassul dengan mereka. Telah disebutkan oleh Syaikh Ibnu Taimiyah berikut;

“tidak masuk dalam bagian ini (kemungkaran menurut ulama salaf) adalah apa yang diriwayatkan bahwa sebagian kaum mendengar jawaban salam dari makam Nabi atau dari makam orang-orang shaleh, juga Sa’id bin Al Musayyab mendengar adzan dari makam Nabi dan malam-malam peristiwa al-Harrah dan sesamanya. Ini semuanya benar, dan bukan yang kami persoalkan. Persoalannya lebih besar dan lebih serius dari hal tersebut. Demikian pula bukan termasuk kemungkaran adalah apa yang diriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang ke makam Nabi lalu mengadukan musim kemarau kepada beliau pada tahun ramadah (paceklik). Lalu orang tersebut bermimpi nabi dan menyuruhnya untuk mendatangi Umar bin Khattab agar keluar melakukan istisqa’ dengan masyarakat. Ini bukan termasuk kemungkaran. Hal semacam ini banyak sekali terjadi dengan orang-orang yang kedudukannya di bawah nabi . Dan aku sendiri banyak mengetahui peristiwa-peristiwa seperti ini”.

(Ibnu Taimiyah, Iqtidha’ As shiratal Mustaqim, juz 1, hal.373)

 

Di akhir kata. Dengan kita berziarah kubur ke makam nabi dan orang-orang shaleh mengharap berkah dari Allah melalui perantara para nabi dan orang-orang shaleh semoga insya Allah DIBOLEHKAN.

 

Sumber : buku pintar berdebat dengan wahabi

No comments:

Post a Comment

Advertisement
Advertisement