Wednesday, August 12, 2020

TERCIPTA GUNUNG - FENOMENA GUNUNG MELETUS - DARI KACAMATA IMAN

gunung sinabung

HIKMAH TERCIPTANYA GUNUNG

Gunung adalah suatu bentuk permukaan tanah yang letaknya jauh lebih tinggi daripada tanah-tanah di daerah sekitarnya. Gunung pada umumnya lebih besar dibandingkan dengan bukit, tetapi bukit di suatu tempat bisa jadi lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang disebut gunung di tempat yang lain. Gunung pada umumnya memiliki lereng yang curam dan tajam atau bisa juga dikelilingi oleh puncak-puncak atau pegunungan. Pada beberapa ketinggian gunung bisa memiliki dua atau lebih iklim, jenis tumbuh- tumbuhan, dan kehidupan yang berbeda.

Tapi, apakah gunung memiliki hikmah atau membahayakan bagi manusia?

Sebagai seorang manusia, khususnya muslim kita harus percaya dan yakin bahwa apapun yang diciptakan Allah pasti memiliki hikmah dalam penciptaannya. Oleh karenanya, apa hikmah dan manfaat penciptaan gunung?

1.      Gunung sebagai pasak atau tiang bumi

Di dalam Al-Quran, gunung dijelaskan sebagai pasak.

أَلَمۡ نَجۡعَلِ ٱلۡأَرۡضَ مِهَٰدٗا وَٱلۡجِبَالَ أَوۡتَادٗا 

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? dan gunung-gunung sebagai pasak?,

(An-Naba : 6-7)

 

وَٱلۡجِبَالَ أَرۡسَىٰهَا 

“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh”.

(An-Nazi’at : 32)

 

2.      Gunung sebagai rem

Apa maksud dari gunung sebagai rem?

Gunung dapat mengurangi laju intensitas tubrukan lempeng beberapa samudera. Artinya, jika tidak ada gunung laju tubrukan lempeng bumi akan jauh lebih cepat. Dan juga dapat diartikan jika tidak ada gunung bumi akan sering mengalami gempa tektonis dangkal yang pasti akan sangat membahayakan kelangsungan hidup manusia.

Di dalam Al-Quran, Allah menyebut kata gunung sebagai kata “jabalun – جبل”. Dan juga disebut dengan kata “rawasiya – رواسي”, yang memiliki arti sebagai ‘memperlambat laju / rem’. Mari kita perhatikan Surah Al-Anbiya’ ayat 31 berikut;

وَجَعَلۡنَا فِي ٱلۡأَرۡضِ رَوَٰسِيَ أَن تَمِيدَ بِهِمۡ وَجَعَلۡنَا فِيهَا فِجَاجٗا سُبُلٗا لَّعَلَّهُمۡ يَهۡتَدُونَ 

Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.

 

FENOMENA GUNUNG MELETUS

Fenomena bencana alam, seperti gunung meletus seharusnya tidak sekedar dibaca sebagai tanda-tanda alam. Sebagai bahan renungan bersama, kita juga harus membacanya dari kacamata iman, yang artinya tidak terjadi bencana / musibah kecuali ada pemicunya. Dalam Al-Quran disebutkan

وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٖ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٖ 

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

(Ash-Shuura : 30)

 

Oleh karenanya, musibah / bencana adalah cobaan bagi orang-orang yang beriman sekaligus penebus kesalahan yang pernah dilakukan. Dan yakinlah sebagai manusia, khususnya kita sebagai seorang muslim!!! Karena Allah masih / dan selalu menyayangi kita. Ibarat orang tua yang selalu menyayangi anaknya, sudah semestinya ia akan selalu memberi peringatan dan teguran kepada anaknya yang nakal. Semoga Allah mengampuni kita.

Sebagai penutup, mari renungkankan firman Allah di bawah ini ;

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ أَفَأَمِنَ أَهۡلُ ٱلۡقُرَىٰٓ أَن يَأۡتِيَهُم بَأۡسُنَا بَيَٰتٗا وَهُمۡ نَآئِمُونَ أَوَ أَمِنَ أَهۡلُ ٱلۡقُرَىٰٓ أَن يَأۡتِيَهُم بَأۡسُنَا بَأۡسُنَا ضُحٗى وَهُمۡ يَلۡعَبُونَ أَفَأَمِنُواْ مَكۡرَ ٱللَّهِۚ فَلَا يَأۡمَنُ مَكۡرَ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ 

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.

(Al-A’raf : 96-99)


والله أعلم



No comments:

Post a Comment

Advertisement
Advertisement