بسم الله الرحمن الرحيم
IDUL FITRI JADI
HARI LIBUR NASIONAL
Islam di
Filipina memang bukan agama mayoritas. Namun, ada beberapa hal menarik dari
negara sebagian besar penduduknya beragama Katolik tersebut. Salah satunya,
Filipina sempat dipimpin oleh seorang perantau muslim asli Indonesia yang
berdarah Minang.
Pada 1380,
Islam masuk ke wilayah bagian selatan, khususnya Kepulauan Mindanao dan Sulu.
Mereka yang pertama kali menyebarkan ajaran Islam di kepulauan tersebut adalah
Karimul Makhdum seorang tabib dan ulama dan ulama dari Arab serta Raja
Baguindah atau Raja Bagindo.
Raja Baguindah
sendiri ialah seorang pangeran dari Minangkabau (Sumatra Barat). Hal itu
diungkap dalam dalam acara Bincang Ramadhan bertajuk ‘Kaum Minoritas Islam di
Asia Tenggara’ secara virtual pada 11 Mei 2020 oleh Cahyo Pamungkas. Menurut Peneliti
P2W-LIPI yang mengangkat tema Sejarah Islam di Filipina itu, perkembangan Islam
di Filipina belakangan ini sudah jauh lebih baik.
Salah satunya,
berdirinya Islamic Center yang berlokasi tepat di depan Istana Malacanang,
yaitu di kawasan Barangay 645, Manila. Didirikan pada 2002, di dalam Islamic
Center ini berdiri perumahan yang dihuni oleh 32 ribu Muslim. Mayoritas atau
sekitar 60 persennya berasal dari suku Maranao. Sisanya adalah suku Maguindanao
dan Iranun dari Mindanao Barat serta suku Tau sug, Yakan, dan Sama dari wilayah
Sulu.
"Sekarang
ini pengaruh Timur Tengah sangat terasa, terutama di Mindanao. Banyak umat
muslim Mindanao yang menuntut ilmu di Arab Saudi. Qatar dan Mesir, sebagian
dari mereka ada yang mendapat beasiswa," terang Cahyo.
"Biasanya
para alumnusnya menjadi guru, mendirikan sekolah dan menjadi pemuka agama yang
terus menyebarkan ajaran Islam. Mereka ini biasanya jadi tokoh masyarakat yang
disegani. Sedangkan di kota-kota besar seperti di Manila, umat muslim di sana
cukup bisa berbaur dengan pemeluk agama lainnya," lanjutnya.
Cahyo
menambahkan, masih ada pandangan bahwa umat muslim yang tinggal di daerah
pedalaman atau jauh dari kota besar, masih sering dianggap berpotensi
memberontak atau menganut aliran radikal tertentu.
Namun belakangan
isu itu agak mereda, terutama menyangkut sikap Presiden Filipina Rodrigo
Duterte yang kerap dianggap kontroversial. Dalam sebuah pidato pada 15 Februari
2019, dia mengucap pujian dengan cara Islam, setelah sebelumnya mengecam para
anggota pemuka agama Katolik.
MENGAGUNGKAN NAMA ALLAH
Berbicara di
depan hadirin yang didominasi masyarakat muslom di Kota Cotabato, Duterte
berseru: "Ada bagian dari diri saya yang sebenarnya adalah Islam,"
ucapnya dalam bahasa Tagalog, dilansir dari ABS CBN News.
Klaim
menghebohkan itu disampaikan oleh Rodrigo Duterte sebagai penekanan terhadap
rancangan Hukum Organik Bangsamoro (BOL), yang akan memberikan komunitas muslim
di Filipina selatan, entitas dan otonomi lebih besar sehingga diharapkan
berdampak pada kemajuan politik dan ekonomi setempat.
Saat memulai
pidatonya, Duterte juga terdengar beberapa kali mengagungkan nama Allah, yang
menurutnya, telah membawa kebaikan untuk memungkinkan tercapainya era baru
masyarakat BOL.
Perkembangan
lainnya, Hari raya Idul Fitri di Filipina memang tidak terlalu semarak. Namun
di tahun lalu, Presiden Duterte menetapkan Idul Fitri sebagai hari Iibur
nasional.
Sedangkan saat
Ramadan, terutama sebelum terjadi pandemi corona, umat muslim di Metro Manila
biasanya berbuka bersama di masjid dan akan melanjutkan makan malam di rumah
masing-masing seusai melaksanakan salat tarawih.
Di Golden
Mosque Quaipo, menu berbuka sering disediakan secara bergantian oleh pihak
kedutaan negara-negara Islam dari Timur Tengah. Biasanya, sekitar setengah jam
sebelum berbuka, warga sudah mengantri. Anak-anak biasanya ikut orangtua ke
masjid, sehingga halaman masjid tampak ramai di bulan Ramadan.
Sumber :
liputan6.com
No comments:
Post a Comment