Friday, August 28, 2020

KEMULIAAN HARI JUMAT - PEMUDA BEKERJA KEPADA ALLAH

بسم الله الرحمن الرحيم

kemuliaan hari jumat

KISAH PEMUDA YANG BEKERJA KEPADA ALLAH

Dikisahkan, ada dua orang bersaudara, yang keduanya beragama majusi (penyembah api) di zaman Imam Malik bin Dinar.

Salah satu saudara telah menyembah api selama 73 tahun, dan saudara yang lain telah menyembah api selama 35 tahun.

Lalu berkata saudara yang kecil kepada saudaranya yang lebih tua : “kemarilah! Mari kita menguji api ini. Apakah api menghormati kita atau dia akan membakar kita, sebagaimana dia membakar orang yang tidak menyembahnya. Maka, jika api itu menghormati kita, kita akan menyembahnya. Dan jika api itu membakar kita, kita tidah lagi menyembahnya”.

Saudara yang tua berkata : “ya.. benar yang kau katakan”.

Kemudian mereka menyalakan api, lalu berkata saudara yang kecil : “apakah kamu yang akan menaruh tanganmu ataukah saya yang menaruh tangan saya?”

Saudara yang tua berkata : “kamu yang menaruh tanganmu terlebih dahulu”.

BACA JUGA : SAKSI FITNAH ZINA NABI YUSUF


Maka, saudara yang kecil menaruh tangannya di atas api itu, dan api itu membakar jarinya. Dan ia melepaskan tangannya dari api itu.

Lalu Ia pun berkata : “saya telah menyembahmu selama 35 tahun, namun kamu masih menyakiti saya”.

Ia pun berkata kepada saudara yang tua : “marilah kita tinggalkan menyembah api ini. Dan kita menyembah Rabb dan Tuhan yang Esa. Dimana, jika kita berbuat dosa, dan kita meninggalkan perintah-Nya selama 35 tahun, umpamanya, maka Dia akan mengampuni kita dan memaafkan kita dengan sebab melakukan ketaatan satu jam saja dan memohon ampun satu kali saja.”

Saudara yang tua pun menyetujui rencana saudara yang kecil itu. lalu ia berkata : “merilah, kita pergi ke orang yang dapat menunjukkan kita ke jalan yang lurus dan ia dapat mengajarkan kita tentang agama islam”.

Perawi berkata : “mereka bersepakat kedua bersaudara itu untuk pergi ke Imam Malik bin Dinar, agar beliau memaparkan kepada keduanya tentang agama islam.

Kedua bersaudara itu pun pergi menjumpai Imam Malik, mendatangi beliau dan menemukan beliau saat beliau sedang berada di sekitar kita Bashroh (Irak), dimana beliau sedang duduk dengan masyarakat dan beliau memberi nasihat kepada masyarakat tersebut dan sungguh telah berkumpul bersama beliau, orang yang banyak sekali.

Tatkala terjatuh pandangan dua bersaudara itu kepada Imam Malik. Saudara yang tua berkata kepada saudara yang kecil : “sungguh, kelihatannya saya tidak akan masuk islam. Karena sesungguhnya, telah berlalu banyak usia saya dalam menyembah api. Dan jikalau saya masuk islam, dan saya kembali ke agama islam dan agama Nabi Muhammad, maka keluarga saya dan parang tetangga akan mencaci-maki saya. Dan api neraka lebih aku sukai dibandingkan caci-maki mereka”.

Lalu, saudara yang kecil berkata kepada yang tua : “jangan kamu lakukan hal itu! karena sesungguhnya caci-maki mereka, sungguh akan hilang, sedangkan api neraka adalah abadi, tidak dapat hilang.”

Namun, saudara yang tua itu tidak mau mendengar nasihat saudara yang kecil tersebut.

Berkatalah saudara yang kecil kepada saudara yang tua : “kamu dan prinsipmu itu, adalah orang celaka, putra orang celaka. Wahai orang yang sia-sia dunia akhirat”.

Maka pulanglah saudara yang tua dan ia pun tidak masuk islam.

________________

Dan datanglah saudara yang kecil itu bersama anak-anaknya yang masih kecil beserta istrinya. Mereka masuk ke tengah-tengah orang-orang di majelis tersebut, dan mereka duduk hingga selesai Imam Malik dari ceramah beliau dan nasehat beliau.

Kemudian, berdirilah saudara kecil itu menuju Imam Malik, dan ia menceritakan kepada Imam Malik tentang kisah mereka. Dan ia meminta beliau untuk memaparkan / menerangkan kepadanya dan kepada keluarganya tentang islam.

Imam Malik pun memaparkan dan menerangkan kepada mereka, dan mereka pun masuk ke dalam ajaran Islam. Dan menangis seluruh jamaah majelis di tempat itu, karena merasa gembira.

Dan ketika saudara kecil itu hendak kembali pulang, Imam Malik berkata : “duduklah!, hingga saya mengumpulkan untukmu dari para sahabat saya, sedikit dari harta dunia”.

Saudara kecil itu pun berkata : “saya tidak menghendaki untuk menjual agama dengan dunia”.

Ia pun beranjak pergi, lalu ia memasuki area bekas reruntuhan dan menemukan di sana satu rumah yang layak huni dan ia dan keluarganya tinggal di sana.

Tatkala memasuki pagi hari di keesokan harinya, istrinya berkata kepadanya : “pergilah ke pasar! Dan belilah dengan upahmu itu sesuatu yang kita dapat memakannya”.

Pemuda itu pun berdiri, dan pergi ke pasar. Namun, tidak ada yang mau mempekerjakan dirinya.

Ia berkata dalam hati : “saya akan bekerja di sana, untuk Allah ta’ala”.

Lalu, ia masuk mesjid yang telah ditinggal, yang tidak pernah digunakan lagi untuk shalat berjamaah. Maka, ia shalat di dalam mesjid itu karena Allah ta’ala sampai malam hari.

Ia pun kembali pada malam hari ke rumahnya dengan tangan hampa.

Istrinya berkata : “apakah kamu tidak mendapatkan sesuatu pada hari ini?”

Pemuda itu pun berkata : “wahai istriku! Sasya telah bekerja hari ini kepada sang Raja. Namun dia belum memberi saya sesuatu. Barangkali, Dia akan memberi saya esok hari”.

Mereka pun melewati malam dalam kondisi kelaparan.

Lalu, memasuki pagi hari di keesokan harinya, ia kembali ke pasar. Namun, ia tidak dapat juga pekerjaan.

Ia pun pergi ke mesjid itu dan shalat di sana karena Allah ta’ala sampai malah hari. Dan kembali pulang ke rumahnya dengan tangan hampa.

Bertanya istrinya kepada pemuda itu, suaminya : “apakah kamu tidak mendapatkan sesuatu juga pada hari ini?”

Pemuda itu berkata : “saya telah bekerja hari ini kepada sang Raja. Yang saya telah bekerja untuk-Nya kemarin. Saya berharap Dia akan memberi saya upah esok hari, pada hari Jumat”.

Maka, mereka pun melewati malam itu dengan kondisi kelaparan.

Tatkala memasuki pagi hari, pada hari Jumat. Ia pun pergi ke pasar, namun ia tidak mendapatkan pekerjaan. Lalu, ia pun pergi ke mesjid itu, lalu shalat dua rakaat, kemudian ia mengangkat tangannya ke langit dan berdoa : “wahai Tuhanku, Baginda saya dan Junjungan saya! Sungguh Engkau telah memuliakan diri saya dengan Islam. Dan Engkau telah menyematkan diri saya dengan mahkota Islam. Dan Engkau telah memberi petunjuk kepada saya dengan mahkota petunjuk. Maka, dengan kehormatan agama yang telah Engkau rezekikan agama tersebut kepada saya, dan kehormatan hari yang barokah, yang mulia, yang ukurannya di sisi-Mu sangat besar, yaitu hari Jumat. Saya memohon kepada-Mu agar engkau menghilangkan kegelisahan mencari nafkah bagi keluarga saya dan dari hati saya. Dan Engkau berkenan memberi rezeki kepada saya, dari arah mana saya yang tidak saya perhitungkan. Karena sesungguhnya saya, demi Allah, malu kepada istri dan keluarga saya. Dan saya khawatir terhadap mereka untuk berubah kondisinya. Karena masih baru kondisi mereka dalam agama Islam”.

Perawi berkata : “kemudian pemuda itu berdiri, dan ia menyibukkan diri dengan melakukan shalat dua rakaat”.

Tatkala tiab pertengahan siang hari, maka keluarlah pemuda ini untuk shalat Jumat.

_______________________

Setelah dikuasi oleh rasa kelaparan yang sangat terhadap anak-anak dan istri pemuda tersebut, tiba-tiba datang seorang lelaki ke pintu rumah keluarga tersebut. Lelaki itu pun mengetuk pintu untuk menemui mereka dan keluar lah istri pemuda tersebut.

Ternyata, lelaki tersebut adalah seorang lelaki yang berwajah tampan, di tangannya ada sebuah nampan dari emas, yang ditutupi dengan sapu tangan bersulam emas.

Lelaki itu pun berkata kepada istri pemuda tersebut : “ambillah nampan ini! Dan katakan kepada suamimu : ini upah kerjamu selama dua hari, maka tambahilah olehmu dalam bekerja, niscaya Kami pun memberi tambahan kepadamu. Kami memberi upah secara khusus di hari ini, hari Jumat. Karena sesungguhnya, amal yang sedikit di hari ini adalah banyak di sisi sang Maharaja, yang Maha Perkasa”.

Si istri pun mengambil nampan itu, dan ternyata di nampan itu terdapat uang seribu dinar.

Si istri mengambil satu dinar, dan dia pergi ke tempat penukaran uang. Dan, tukang penukar uang tersebut adalah seorang nasrani.

Ia pun menimbang uang dinar itu, lalu ia menambahkan dari satu mitsqol (4,5 gram) menjadi dua mitsqol (9 gram). Lalu, ia memperhatikan ke ukiran uang dinar itu, maka mengertilah ia bahwa uang itu merupakan hadiah dari surga. Dan ia bertanya kepada istri pemuda tersebut : “dari mana kamu dapatkan uang ini?”

Lalu istri pemuda itu pun menceritakan kisahnya.

Berkata si penukar uang tersebut : “paparkan-lah kepada saya tentang Islam!”

Setelah mendapat pemaparan, si nasrani penukar uang itupun masuk Islam, kemudian ia menyerahkan kepada istri pemuda tersebut sebanyak 1000 dirham.

Si penukar uang berkata : “kamu belanjakanlah uang tersebut! Lalu, jika uang itu telah habis, maka beritahulah saya!”

_____________________

Tatkala pemuda tersebut sudah selesai shalat Jumat, ia pun berlalu menuju rumahnya dengan tangan hampa. Dan ia membentangkan sapu tangannya, dan mengisi penuh sapu tangan itu dengan tanah. Dan ia berkata dalam hati : “jikalau istri saya berkata ‘apa ini’, maka saya akan berkata kepadanya ‘saya membawa tepung’”.

Setelah ia memasuki area reruntuhan, maka ia melihat ke rumah-nya, ternyata ia telah dipersiapkan sebuah karpet dan ia mendapati di dalam rumahnya itu akan aroma makanan.

Ia pun meletakkan sapu tangan yang berisi tanah di dekat pintu, supaya istri tidak mengetahui sapu tangan itu. dan bertanya kepada istrinya.

Si istri pun menceritakan kepadanya kisah tadi.

Maka, pemuda itu bersujud kepada Allah sebagai rasa syukur kepada Allah azza wa jalla.

Kemudia si istri berkata kepadanya : “apa yang kamu bawa di dalam sapu tangan itu?”

Berkata ia kepada istrinya : “jangan kamu bertanya kepada saya”.

Si istri pun pergi mengambil sapu tangan tersebut dan membukanya. Dengan izin Allah, sapu tangan yang berisi tanah berubah menjadi tepung. Maka, bersujudlah pemuda tersebut sebagai rasa syukur dan ia menyembah Allah hingga Allah mewafatkan dirinya.

______________

Berkata al faqih ; “angkatlah tangan kalian ke langit! Ucapkan lah ; ya Allah, dengan kehormatan hari Jumat, berilah ampunan kepada kami atas dosa-dosa kami, dan hilangkanlah dari kami segala kesusahan kami. Seperti pemuda itu memohon pertolongan kepada Allah dengan wasilah dan kemuliaan hari Jumat, Allah memenuhi kebutuhan dan memberi rezeki kepadanya dari arah yang tidak diduga. Maka dari itu, begitu pula kita, Apabila berdoa pada hari Jumat. Semoga Allah akan memenuhi berbagai kebutuhan kita. Karena sesungguhnya, Dia lah Allah Zat yang Pengasih dan Penyayang, Yang Pemurah.”

No comments:

Post a Comment

Advertisement
Advertisement