Saturday, October 10, 2020

FENOMENA USTADZ / GURU TERIMA HONOR

FENOMENA USTADZ / GURU TERIMA HONOR ?

FENOMENA USTADZ/DAI MENERIMA AMPLOP


PEMBAHASAN

Pembahasan ini timbul karena ada salah satu jamaah yang bertanya tentang hal ini, insyaallah kami jawab secara ringkas, baik jika di baca secara keseluruhan agar tidak salah faham dan semoga bermanfaat.

Kali ini saya tidak membahas hukum boleh atau tidak nya ustadz menerima sesuatu dari jama'ah atau semisalnya. Pembahasan hukum ini telah panjang lebar di bahas oleh ulama ulama kita dan sudah sering di sampaikan oleh ustadz ustadz kita, dan tentu jawaban nya adalah boleh berdasarkan dalil dalil yang ada.

Kali ini yang ingin kami sampaikan adalah tentang bagaimana selayaknya sikap kita menanggapi fenomena "SENSITIF" sebagaimana judul pembahasan kita kali ini, yaitu fenomena ustadz / guru terima honor??

Kita dulu diajarkan oleh guru-guru kita bahwa berdakwah dan mengajar itu adalah kewajiban dan tugas kita sebagai guru atau seorang muslim, jangan jadikan dakwah dan mengajar sebagai lahan pencarian keuntungan dunia. Ketika posisi kita sebagai ustadz, guru ataupun pendakwah, kita yakin bahwa prinsip itu lah yang di pegang erat erat oleh seluruh ustadz, guru ataupun pendakwah.


POSISI KITA SEBAGAI ORANG AWAM

Adapun ketika posisi kita sebagai orang awam ataupun murid, misalnya posisi kita sebagai pengurus lembaga, sebagai pengurus masjid, ataupun sebagai jama'ah yang mengundang ustadz untuk mengisi kajian ataupun ceramah, maka kita mesti berprasangka baik kepada seluruh ustadz ataupun guru bahwa mereka semua ikhlas untuk mengajarkan ilmu kepada kita, dan kita yakin bahwa mereka sama sekali tidak mencari keuntungan dunia dari pengajaran dan dakwah yang mereka sampaikan kepada kita.


BACA JUGA :


Adapun ketika kita memberikan  SEDIKIT atau BERAPA BANYAK pun pemberian yang kita berikan kepada mereka, jangan sesekali kita menganggap itu adalah sebuah “GAJI/HONOR” yang kita berikan untuk guru-guru kita, anggaplah itu sebuah ikromiyah / tanda terimakasih kita kepada guru-guru kita, sebab mereka sudah banyak mengorbankan waktu untuk membimbing dan mengajarkan ilmu kepada kita. Jangan kita anggap itu sebagai “GAJI/HONOR”, sebab sebanyak apapun yang kita berikan kepada mereka, itu tidak sebanding dengan satu huruf ilmu yang mereka ajarkan kepada kita. Saya teringat dengan kalam syaikhuna SYAIKH MUHAMMAD NURUDDIN AL BANJARI AL MAKKY HAFIDZOHULLAH, bahwa beliau sangat sensitif dan menghimbau kepada kita agar kita tidak sebut dan menganggap "GAJI/HONOR" terhadap pemberian yang kita berikan kepada ustadz ataupun guru-guru kita, karena kita tidak akan sanggup menggaji mereka terhadap ilmu yang mereka berikan kepada kita. Dan ini di antara ADAB yang sangat halus terhadap guru-guru kita.

Kita yakin, hampir seluruh ustadz di dalam dakwah dan pengajaran nya menerapkan konsep berdasarkan hadits nabi , yaitu :

عن عمر رضي الله عنه قال: كان رسول الله يُعطيني العطاء، فأقول: أعطه من هو أفقرُ إليه مني، فقال: خذه، إذا جاءك من هذا المال شيء وأنت غير مشرف ولا سائل، فخذه فتموله، فإن شئت كله، وإن شئت تصدق به، وما لا، فلا تتبعه نفسك.

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memberiku suatu pemberian lalu aku berkata kepada Beliau: "Berikanlah kepada orang yang lebih faqir dariku". Maka Beliau bersabda: "Ambillah. Jika telah datang kepadamu dari harta ini sedangkan kamu bukan orang yang akan menghambur-hamburkannya dan tidak pula meminta-mintanya, maka ambillah. Selain dari itu maka janganlah kamu menuruti nafsumu".

(Shohih Bukhari dari Umar, No. 1380)

 

Kesimpulan nya : Nabi bersabda, jika datang suatu rezki dari pemberian orang tanpa kita harapkan dan kita minta sebelum nya, maka ambil lah pemberian tersebut.

Maka begitu lah yang di terapkan oleh ustadz ustadz dan para da'i yang ikhlas, mereka tidak akan meminta apapun dari jama'ah, apalagi sampai memasang tarif, para ulama dan guru-guru kita sangat ikhlas mengajarkan kita ilmu, tapi jika mereka di beri ikromiyah, ada di antara mereka yang menerimanya dan itu sah-sah saja dan hak mereka, setelah itu terpulang kepada mereka apakah pemberian itu di gunakan untuk keperluannya ataupun mereka sedekahkan kembali. Bahkan betapa banyak para ustadz yang menyedekahkan kembali uang dari hasil pemberian jamaah.

Jika ada ustadz yang mengajar dan mereka juga sebagai pengusaha dan punya bisnis dunia, itu yang terbaik insyaallah, sebab mereka menjaga hati agar tidak timbul pengharapan imbalan kepada jama'ah terhadap ilmu yang mereka sampaikan.

Lalu jika ada ustadz yang tidak punya bisnis dunia sama sekali, bahkan waktu mereka habis untuk mengajar dan berdakwah sehingga memang tidak ada waktu untuk memikirkan bisnis dunia, itupun yang terbaik insyaallah, sebab semakin banyak waktu yang mereka luangkan untuk mengajarkan kita, semakin banyak juga manfaat ilmu yang kita dapatkan. Dan pasti mereka juga ikhlas insyaallah dan tidak mengharapkan keduniaan dari ilmu yang mereka sampaikan. Adapun tentang keperluan dunia mereka, Allah pasti memudahkan urusan dunia akhirat guru-guru kita yang mengorbankan segalanya untuk urusan ilmu dan dakwah. Allah akan mudahkan mereka melalui perantara hamba-hamba-Nya yang Allah kehendaki.

Pembahasan kita di atas adalah pembahasan secara umum terkait sikap kita tentang fenomena tersebut. Ketika ada satu atau dua orang "OKNUM" guru / ustadz yang terang terangan memasang tarif dalam dakwahnya dan secara zohir memang mengail keuntungan dunia melalui dakwahnya, maka kita berlepas diri darinya, dan kita tetap berhusnuddzzon kepada mereka, dan mohonkan agar Allah beri hidayah kepada mereka, dan kita tidak boleh memukul rata dan  menganggap seluruh ustadz dan pendakwah seperti itu. karena pada dasarnya para ustadz dan guru-guru kita adalah orang orang yang ikhlas membimbing dan mengajar kan kita insyaallah.


POSISI KITA SEBAGAI USTADZ

Ketika kita berposisi sebagai ustadz, guru ataupun pendakwah, semoga Allah jaga keikhlasan kita dalam mengajar dan berdakwah.

Ketika kita berposisi sebagai murid, semoga Allah letakkan prasangka baik di hati kita terhadap guru-guru kita.


والله اعلم


REF : ️_Al maidany

 

No comments:

Post a Comment

Advertisement
Advertisement