HUBUNGAN ORANG FASIK DAN NYAMUK
PEMBAHASAN
Fasik adalah orang yang melanggar
batas-batas ketentuan Allah ﷻ.
Dia tahu betul bahwa melanggar ketentuan Allah adalah dosa, tetapi ia tetap
melanggarnya. Mari kita perhatikan firman Allah berikut !
۞إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَسۡتَحۡيِۦٓ أَن
يَضۡرِبَ مَثَلٗا مَّا بَعُوضَةٗ فَمَا فَوۡقَهَاۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
فَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّهِمۡۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلٗاۘ يُضِلُّ بِهِۦ كَثِيرٗا
وَيَهۡدِي بِهِۦ كَثِيرٗاۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِۦٓ إِلَّا ٱلۡفَٰسِقِينَ ٱلَّذِينَ
يَنقُضُونَ عَهۡدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقۡطَعُونَ مَآ أَمَرَ
ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ
ٱلۡخَٰسِرُونَ
26.
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau
yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin
bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir
mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?".
Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan
perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada
yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,
27.
(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian
itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk
menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang
yang rugi.
(Al Baqoroh
26-27)
BACA JUGA :
Dari ayat di atas, Allah SWT menyebutkan tiga ciri orang fasik, yaitu ;
- Melanggar perjanjian dengan Allah dengan tidak mengabdi kepada-Nya.
- Memutuskah hubungan yang diperintahkan Allah SWT, seperti memutuskan hubungan darah dan kekeluargaan, memutus hubungan persaudaraan seiman.
- Melakukan kerusakan di muka bumi. Ini merupakan hasil dari dilanggarnya perjanjian dengan Allah serta memutuskan apa-apa yang telah diperintahkan Allah untuk menyambungnya. Melakukan kerusakan di muka bumi bisa dalam bentuk kerusakan terhadap fisik lingkungan hidup, bisa juga dengan merusak peradaban manusia, sehingga melakukan pertumpahan darah.
Di dalam Al Quran, Allah ﷻ menyebut nama sejumlah binatang sebagai perumpamaan agar kita berfikir lebih tentang makna yang dimaksud. Salah satu binatang yang disebut Allah sebagai perumpamaan adalah nyamuk seperti ayat di atas.
Orang-orang kafir dan munafik menganggap
tidak mungkin kalau Allah SWT menyebut hal-hal kecil sebagai ungkapan. Mereka bermaksud
menimbulkan keraguan di kalangan orang muslim dan beriman. Turunnya ayat
tersebut justru untuk menangkis tuduhan mereka. Allah SWT menegaskan dalam
firmannya ;
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٞ
فَٱسۡتَمِعُواْ لَهُۥٓۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَن
يَخۡلُقُواْ ذُبَابٗا وَلَوِ ٱجۡتَمَعُواْ لَهُۥۖ وَإِن يَسۡلُبۡهُمُ ٱلذُّبَابُ
شَيۡٔٗا لَّا يَسۡتَنقِذُوهُ مِنۡهُۚ ضَعُفَ
ٱلطَّالِبُ وَٱلۡمَطۡلُوبُ
73.
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu
perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali
tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu
menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah
dan amat lemah (pulalah) yang disembah.
(Al Hajj : 73)
Untuk bisa mengambil hikmah, kita harus berfikir lebih jauh tentang nyamuk. Keberadaan nyamuk sangat mengganggu manusia, bahkan mencari nafkahnya dengan menyakiti manusia. Namun, setelah memperolehnya, tidak membuat nyamuk senang dan sehat. Ia tidak bisa mengendalikan diri, sehingga menjadi amat kenyang. Bahkan, gendut dan tidak kuat lagi untuk terbang dan akhirnya mati.
Beberapa hikmah yang bisa kita ambil dari perumpamaan berupa nyamuk adalah ;
- Pertama, carilah dengan cara yang halal dan baik, sehingga tidak mengganggu dan menyakiti orang lain, apalagi sampai merampas hak-hak orang lain.
- Kedua, menikmati apa yang telah kita peroleh dan jangan sampai berlebihan.
- Ketiga, sebagai manusia keberadaan kita dalam hidup ini harus memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang lain. Jangan sampai adanya kita hanya membawa dampak negatif bagi orang lain.
PENUTUP
Sebagai penutup, Quran surah Al Baqoroh
ayat 26 dan 27 mengajarkan kita bahwa nyamuk dan orang fasik itu hampir sama
dalam kehidupan mereka. Keberadaan mereka sangat mengganggu manusia lain dan banyak
menimbulkan kerusakan dan keburukan bagi lingkungan serta peradaban manusia.
Oleh karenanya, Al Baqoroh ayat 26 ditutup
dengan “dan tidak akan disesatkan kecuali orang-orang yang fasik”. Mengisyaratkan
bahwa orang-orang yang suka dan sengaja membuat kefasikan tidak akan diberi
petunjuk oleh Allah SWT. yang dijelaskan ciri-ciri orang fasik di ayat 27 surah
Al Baqoroh.
والله اعلم
Sangat bermanfaat
ReplyDelete