Wednesday, October 7, 2020

DUA SERUAN ALLAH

DUA SERUAN ALLAH

bersyukur dan makanan yang baik


Dalam Al Quran, banyak ayat yang berisi seruan khusus kepada orang yang beriman. Oleh karenanya menjadi amat penting untuk kita perhatikan. Allah berfirman ;

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِلَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ 

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”

(Al Baqoroh : 172)

 

Berdasarkan ayat di atas, ada dua seruan Allah untuk orang yang beriman, yaitu sebagai berikut;

  1. MAKAN YANG BAIK
  2. BERSYUKUR

 

1.      Makan yang baik

Makan merupakan kebutuhan manusia yang paling utama. Namun, kita tidak dibernarkan memakan sesuatu tanpa mempertimbangkan aspek hukumnya. Itu sebabnya, Allah menekankan kepada kita untuk memakan makanan yang halal dan thayyib (baik). rezeki yang thayyib (baik) menurut Ash shabuni dalam tafsir Ahkam adalah rezeki yang halal, maka setiap yang dihalalkan Allah adalah rezeki yang baik. sebaliknya, setiap yang diharamkan Allah adalah rezeki yang buruk.

Makanan yang halal dan thayyib (baik) memiliki dua maksud

Pertama,

memakan makanan yang secara hukum memang telah dihalalkan seperti memakan daging sapi, kambing, kerbau, ayam dan sebagainya.

BACA JUGA :

Kedua, 

memakan makanan yang diperoleh dengan cara yang halal. Ini artinya, meskipun jenis yang dimakan itu halal, ia dapat menjadi haram manakala memperolehnya dengan cara yang tidak halal.

Dengan demikian, mencari rezeki di dalam islam tidak dibolehkan dengan menghalalkan segala cara, apalagi sampai menggunakan jalur hukum untuk menghalalkan sesuatu yang tidak halal. Allah berfirman ;

كُتِبَ عَلَيۡكُمۡ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ إِن تَرَكَ خَيۡرًا ٱلۡوَصِيَّةُ لِلۡوَٰلِدَيۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِينَ بِٱلۡمَعۡرُوفِۖ حَقًّا عَلَى ٱلۡمُتَّقِينَ 

Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.”

(Al Baqoroh : 180)

 

 

2.      Bersyukur

Bersyukur bukanlah sekedar mengucapkan terima kasih atau hanya mengucapkan hamdalah (Alhamdulillah) kepada Allah, tetapi lebih dari itu, harus juga dengan memanfaatkan kenikmatan itu untuk mengabdikan diri dan beribadah kepada-Nya. kenikmatan atas terus bertambah, baik dari segi jumlah maupun rasa, dalam arti betapa terasa banyak kenikmatan itu meskipun sebenarnya sedikit. Allah berfirman ;

 

وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٞ 

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

(Ibrahim : 7)

 

Bersyukur kepada Allah dalam kapasitas sebagai Mukmin merupakan sesuatu yang sangat penting. Oleh karena itu, syaithan dan iblis terus berupaya semaksimal mungkin agar manusia tidak bersyukur kepada Allah . Tekad iblis dan syaithan untuk membentuk manusia yang tidak bersyukur dikisahkan oleh Allah dalam Al Quran

 

ثُمَّ لَأٓتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَٰنِهِمۡ وَعَن شَمَآئِلِهِمۡۖ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَٰكِرِينَ 

“kemudian aku pasti akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”

(Al A’raf : 17)

 

والله اعلم

No comments:

Post a Comment

Advertisement
Advertisement