Saturday, July 31, 2021

KALIMAH – لا اله إلا الله

KALIMAH – لا اله إلا الله

Sebagai permulaan, izinkan penulis memulai dengan hadits Nabi SAW.

 

رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول أفضل الذكر لا إله إلا الله

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik dzikir adalah LAA ILAAHA ILLALLAAH (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah)

 

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة

Barangsiapa yang akhir perkataannya (sebelum meninggal dunia) 'LAA ILAAHA ILLALLAAH' maka ia akan masuk surga

 

Berikut segelumit kisah tentang kalimah “لا إله إلا الله” ;

 

Kisah Pertama

Dari Abdus Shomad bin Mughaffal, beliau berkata “saya mendengar bahwa Wahab bin Munabbih ra mengatakan : “saya telah membaca di bagian terakhir kitab Zabur Nabi Daud as akan tiga puluh baris tulisan, yaitu ;

Allah berfirman : “Haid Daud, apakah kamu tahu orang beriman manakah yang lebih dicintai oleh-Ku, sampai aku memanjangkan usia hidupnya?”

Nabi Daud bersabda : “tidak”.

Allah berfirman : “orang yang apabila mengucapkan “لا إله إلا الله”, maka menggigil kulitnya dan gemetar segala persendiannya. Maka, sesungguhnya Aku tidak menyukai kematian baginya dengan sebab hal-hal itu, sebagaimana orang tua yang tidak menyukai kematian bagi anaknya. Akan tetapi, tidak boleh tidak, mesti kematian terjadi terhadapnya, sesungguhnya Aku ingin menggemberikannya di negeri yang bukan negeri dunia ini. Karena sesungguhnya kenikmatan dunia adalah cobaan dan kemewahan dunia itu memberatkan. Dan di sana terdapat musuh yang terus-menerus menimbulkan kerusakan bagi kalian. Musuh tersebut berjalan di diri kalian seperti aliran darah. Karena alasan itu, Aku mempercepat para kekasih-Ku menuju surga. Jikalau bukan karena hal itu, maka pastilah tidak akan wafat anak Adam dan anak keturunannya, hingga ditiup sangkakala.”

 

….. لَا يَأۡلُونَكُمۡ خَبَالٗا

mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu.

 

Yaitu, mereka tidak berkurang dalam merusak berbagai urusan orang-orang beriman, sedangkan “al-khobal” memiliki arti “kerusakan”.

 

Kisah Kedua

Disebutkan dalam kitab majlisu tafsirul Quran karya Syeikh Al-Imam Az-Zahid Ya’qub Al-Kisaiy “sesungguhnya imam Hazim bin Walid ra pernah sakit, lalu datanglah seorang dokter dan kemudian memegang denyut jantung beliau. Maka dokter itu berkata : “tidak ada di diri beliau satu penyakit pun. Akan tetapi, kalian tanyakanlah kepada beliau tentang kondisi beliau. Karena sesungguhnya, seseorang itu lebih mengetahui dengan perihal dirinya.”

Lalu mereka bertanya kepada Hazim, maka beliau berkata :”tidak ada penyakit di diri saya dan sakit saya adalah rasa takut kepada Allah SWT yang maha perkasa, yang maha Pemberi Anugerah. Dan rasa takut terhadap pembentangan amal dan perhitungan amal. Dan rasa taku terhadap hilangnya iman dan saya menjadi orang yang dipastikan untuk disiksa. Maka, beruntunglah bagi orang yang ia keluar dari dunia dengan membawa iman, dan tempat kembalinya ke surga-surga.”

 

Kisah Ketiga

Diceritakan oleh Syaikh Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzanniy ra, beliau berkata : “sesungguhnya seorang raja di antara para raja adalah ia selalu menentang kepada Tuhannya. Lalu, orang-orang islam memerangi raja tersebut dan mereka menangkapnya dalam kondisi hidup. Lalu mereka berkata : “dengan cara bagaimana kita akan membunuhnya, karena pembangkangan dirinya kepada Tuhannya?”.

Kemudian, sepakat pemikiran mereka untuk menempatkan raja tersebut di dalam sebuah tempayan (tong) yang besar. Dan mereka menutup bagian atas tempayan tersebut dan mereka menyalakan api di bawah tempayan tersebut.

Ketika tatkala raja itu telah merasakan panasnya api, maka mulailah ia memanggil-manggil segala Tuhannya yang ia sembah : “ya latta, bebaskanlah saya! Ya habal bebaskanlah saya! Ya uzza, bebaskanlah saya, karena segala hal yang telah saya lakukan. Ya habal, dulu saya mengusap-usap kepalamu dan saya melayanimu seperti ini dan itu, sekian tahun”.

Manakala ia meminta perlindungan kepada tuhan-tuhan tersebut, maka akan bertambah panas api tersebut. Maka, ia mengerti bahwa tahun-tahun tersebut untuk melayani tuhannya sia-sia. Ia pun berputus asa dari tuhan-tuhan tersebut.

Raja tersebut pun kembali kepada Allah SWT. dan ia berseru di dalam tempayan tersebut : “لا إله إلا الله محمد رسول الله”. Maka, Allah mengirimkan hujan dari langit yang turun di atas api itu, dan padamlah api itu. dan Allah mengirim angin, lalu angin tersebut membawa terbang tempayan tersebut ke langit. Lalu, mulailah tempayan itu melayang-layang di antara langit dan bumi dan raja tersebut masih terus mengucap “لا إله إلا الله محمد رسول الله”, hingga hilanglah tempayan tersebut dari pandangan mereka.

Kemudian, angin melemparkan tempayan itu di tengah-tengah kaum yang tidak mengenal Allah. Lalu mereka mengambil tempayan itu dan membukanya dan mengeluarkan raja tersebut dari tempayan itu.

Berkata kaum tersebut kepada raja tersebut : “siapa kamu dan bagaimana ceritamu?”

Raja berkata : “saya adalah raja di suatu tempat.”

Raja tersebut menceritakan kepada mereka tentang kisah dirinya dan perihal dirinya dan kaum tersebut pun masuk islam semua.

 

والله أعلم

No comments:

Post a Comment

Advertisement
Advertisement